Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memutuskan bagi dividen tahun buku 2016 sebesar Rp 6,212 triliun atau setara dengan Rp 266,27 per saham. Total dividen yang dibayarkan sebesar 45 persen dari laba tahun lalu sekitar Rp 13,8 triliun.
"Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis ke depan, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," ujar Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A Arianto‎ di kantornya, Selasa (14/3/2017).
Sesuai dengan peraturan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembayaran dividen ini dilakukan paling lambat 30 hari setelah dilaksanakan RUPST.
Advertisement
RUPST juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan periode 2016. Pada akhir 2016, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar ‎Rp 13,8 triliun. Angka ini turun 32,1 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sebelumnya Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo menyatakan penurunan laba tersebut karena keputusan perusahaan dalam pencadangan dana.
Bank Mandiri mencetak laba sebelum pencadangan (PPOP) sebesar Rp 43,3 triliun. Dari laba itu, perseroan memperkuat posisi dan meningkatkan pencadangan lebih dari 100 persen menjadi Rp 24,6 triliun dari pencadangan tahun lalu Rp 12 triliun.
"Kami percaya bahwa untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan, kami juga perlu mengantisipasi berbagai risiko usaha yang ada, baik akibat situasi perekonomian domestik maupun global," kata Kartiko.
Capaian PPOP tersebut terutama didorong oleh pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar Rp 54,5 triliun, tumbuh 12,3 persen dari akhir tahun 2015, dan pertumbuhan pendapatan atas jasa atau fee based income sebesar 7,6 persen menjadi Rp 20,0 triliun.
Meski mencatat penurunan laba bersih, Kartika melanjutkan, pihaknya masih tetap optimistis bisnis bank Mandiri masih tetap solid karena didukung oleh keberhasilan perseroan menurunkan beban bunga sebesar 5 persen secara tahunan, yang didorong oleh kenaikan dana murah, serta efisiensi operasional sehingga menurunkan rasio biaya atas pendapatan (CIR) dari 43,0 persen menjadi 42,39 persen.
Kartiko menjelaskan, perseroan juga terus memantapkan peran aktif dalam mendorong laju perekonomian nasional melalui penguatan fungsi intermediasi perbankan.
Hingga akhir tahun lalu, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 662,0 triliun, tumbuh 11,2 persen secara year on year. Angka tersebut melebihi laju pertumbuhan kredit industri pada periode yang sama, yakni 7,9 persen
Dari capaian tersebut, portofolio kredit produktif perseroan tercatat sebesar Rp 507,9 triliun, atau 85,7 persen dari total kredit Bank Mandiri (bank only), tumbuh 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, kredit modal kerja perseroan tercatat naik 8,8 persen menjadi Rp 323,1 triliun, sedangkan kredit investasi meningkat 10,9 persen menjadi Rp 184,8 triliun.
Destry Damayanti Jadi Komisaris Independen
Destry Damayanti Jadi Komisaris Independen
Selain itu, dalam RUPST juga memutuskan mengangkat Destry Damayanti dan Makmur Keliat sebagai Komisaris Independen menggantikan Aviliani dan Abdul Azis.
Perubahan susunan dewan komisaris ini diyakini dapat mendukung upaya penguatan jajaran pengurus perseroan guna meningkatkan kinerja pada tahun ini
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris Bank Mandiri menjadi Wimboh Santoso (Komisaris Utama), Imam Apriyanto Putro (Wakil Komisaris Utama), Goe Siauw Hong (Komisaris Independen), Bangun Sarwito Kusmulyono (Komisaris Independen) Destry Damayanti (Komisaris Independen), Makmur Keliat (Komisaris Independen), Askolani (Komisaris) dan Ardan Adiperdana (Komisaris).
‎"Kami meyakini kehadiran Ibu Destry Damayanti dan Bapak Makmur Keliat dalam jajaran Komisaris Bank Mandiri akan dapat mendukung perseroan dalam mendorong ekspansi bisnis secara sehat dan berkesinambungan," kata Sulaiman.
Saat ini, Destry Damayanti adalah Anggota Dewan Komisioner LPS, sedangkan Makmur Keliat merupakan Dosen di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisip) UI.
Dia melanjutkan, perseroan juga berkomitmen untuk tetap dapat memberikan kontribusi optimal kepada masyarakat Indonesia melalui keterlibatan dalam program-program strategis nasional yang dimandatkan pemerintah, termasuk dalam program percepatan pengadaan infrastruktur dan program-program sosial.
"Apalagi rasio kredit bermasalah perseroan juga telah menyentuh dasar sehingga kinerja pada tahun ini akan lebih baik karena beban pencadangan yang sudah jauh menurun," tambah dia.