Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati pamer realisasi kinerja makro ekonomi Indonesia serta penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2016. Pemerintah telah menyerap uang negara untuk kegiatan produktif, mulai dari membangun infrastruktur hingga program kesehatan maupun pendidikan.
"Kami menjaga defisit di bawah 2,5 persen dan kebijakan yang dilakukan pemotongan secara cerdas anggaran Kementerian dan Lembaga menyebabkan kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi 5,02 persen di 2016," kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, seperti ditulis Rabu (15/3/2017).
Pemerintah mampu menyerap anggaran negara tahun lalu sebesar 84 persen. Dalam beberapa tahun terakhir, 14 persen dari total belanja dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur.
Advertisement
"Meski dengan suasana APBN 2016 yang sulit, kita mampu menyelesaikan 2.529 kilometer (km) jalan yang direkonstruksi dan dibangun baru, tiga bandara baru, 37 bendungan baru, 850 hektare (ha) drainase, 10,6 km jembatan, 33 km pembangunan jalur kereta api baru, 1.025 irigasi, 1.111,3 unit rusun dan rumah khusus," dia menjelaskan.
Dari penyerapan anggaran 84 persen pada 2016, hasilnya sangat nyata. Pemerintah sudah membangun 37 bendungan baru, 3,7 juta ha area tanaman padi, jagung, kedelai.
Selanjutnya, pemerintah menyiapkan 4.500 ekor sapi indukan, membangun tanaman teknologi pertanian di 10 kota, 1.025 irigasi primer dan sekunder, 442,15 ha irigasi tersier, pengadaan 148,8 ribu unit alat mesin pertanian, dan 1.218 toko tani Indonesia.
Baca Juga
"Anggaran pendidikan kita komitmen mengalokasikan 20 persen di APBN. Realisasinya di 2016 sebanyak 89 persen dari total anggaran yang disiapkan," ucap Sri Mulyani.
Pencapaian dari kucuran anggaran pendidikan, kata Sri Mulyani, pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) ke 20,7 juta siswa, beasiswa bidik misi sebanyak 324 ribu siswa, dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak 8 juta siswa.
Kemudian pembangunan dan rehabilitasi 28,4 ribu ruang kelas baru, tunjangan untuk 823 ribu guru, beasiswa S2 dan S3 untuk 1.397 dosen, dan bantuan operasional untuk 118 perguruan tinggi negeri.
Di bidang kesehatan, Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah mengalokasikan anggaran 5 persen dari total belanja APBN untuk sektor kesehatan. Hasilnya yang sudah dirasakan tahun lalu, penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebanyak 91,1 juta penerima, eliminasi malaria di 247 Kabupaten Kota, imunisasi 80,7 persen Kabupaten dan Kota, imunisasi dasar lengkap kepada 4 juta bayi di bawah 1 tahun serta pengadaan vaksin dan obat di Puskesmas, serta lainnya.
"KIS adalah tahap pertama memotong siklus kemiskinan. Bill Gates Foundation sangat fokus pada malaria, mereka banyak mengeluarkan uang untuk memerangi malaria. Kita juga sudah mengeliminasi malaria di 247 Kabupaten atau hampir seluruh benua Afrika, jadi Bill Gates belajar dari kita mengenai ini," dia menuturkan.
Sementara itu, Sri Mulyani menyatakan, anggaran bantuan sosial yang sudah terserap pada 2016 sebesar 20,9 persen. Sebanyak 5,29 juta kepala keluarga telah menerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Lanjutnya, APBN pun digunakan untuk meningkatkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Pada 2016, pemerintah sudah mengalokasikan 50,5 triliun untuk menyuntik sejumlah BUMN.
"Ini adalah komitmen pemerintah untuk menggunakan instrumen APBN dalam rangka mengakselerasi pembangunan infrastruktur dan menciptakan sumber daya manusia berkualitas," tandas Sri Mulyani. (Fik/Gdn)