Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno telah menunjuk Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Dwi Soetjipto yang diberhentikan sejak awal Februari 2017.
Bagaimana sepak terjang Elisa Massa Manik?
Elia memiliki catatan yang baik dalam memimpin perusahaan, terutama menyelesaikan permasalahan pada PT Elnusa yang di ambang kebangkrutan, karena arus kasnya negatif Rp 200 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Pria kelahiran Karo Sumatera Utara ini, menjabat sebagai Presiden Direktur Elnusa sejak Juni 2011. Setelah perusahaan penyedia jasa pengeboran minyak dan gas bumi (migas) tersebut kembali berjalan normal, setelah 2,5 tahun dipimpinnya. Elia melepas jabatan tersebut pada Mei 2014.
Lepas dari Elnusa, lulusan SI Institut Teknologi Bandung (ITB) dan MBM dari Asean Institut Of Management Philipina tersebut, dipercata memimpin perusahaan induk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III.
Elia menjabat sebagai Direktur Utama perkumpulan perusahaan perkebunan pelat merah tersebut sejak April 2016. Di perusahaan itu, dia melakukan restrukturisasi dengan memangkas jumlah direksi PTPN menjadi maksimal hanya tiga orang.
Selain kedua perusahaan tersebut, sebelumnya Elia malang melintang berkarir pada beberapa perusahaan. Diantaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Suez Group, PT Kiani Kertas, PT Jababeka Tbk, PT Pandega Citra Niaga, PT Dharma Henwa Tbk, dan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
Pada hari ini, Kamis (16/3/2017), Elia mengemban tugas baru untuk memimpin perusahaan energi terbesar di Indonesia yaitu Pertamina. Semoga di bawah kepemimpinan Elia, Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia.
Tugas Bos Baru Pertamina
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah, mengungkapkan, tugas pertama pengisi jabatan Dirut Pertamina yang baru adalah melakukan konsolidasi baik internal dan eksternal.
"Tugas pertama konsolidasi karena kemarin tidak ada Direktur Utama," kata Edwin.
Edwin melanjutkan, tugas berikutnya adalah menjaga kekompakan di lingkungan internal. Menurutnya, kekompakan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan berbagai rencana perusahaan dalam mengembangkan sektor energi di tanah air, seperti pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang).
"Jaga kekompakan. Kenapa harus kompak? Karena kita punya tugas berat ke depan. Bangun kilang. Tanpa kekompakan dan manajemen yang solid, bisa dibayangkan dengan tugas seberat itu," papar Edwin.
Edwin yang juga menjabat Komisaris Pertamina mengungkapkan, selain itu Direktur Utama Pertamina yang baru harus mempertahankan kinerja 2016. Untuk diketahui, hasil efisiensi berbagai lini yang dilakukan selama 2016 mencapai US$ 2,67 miliar, pencapai tersebut mendorong perolehan laba 2016 belum diaudit mencapai US$ 3,14 miliar.
"Dirut yang baru harus mempertahankan kinerja yang sudah dicapai 2016," Edwin berpesan.
Advertisement