Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia Tbk (Bank BNI) telah bersiap menghadapi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Sebagaimana diketahui, The Fed baru saja menaikkan suku bunga 0,25 persen pada hari ini.
Direktur Bank BNI Panji Irawan mengatakan, perseroan telah mengantisipasi kenaikan dengan melakukan lindung nilai (hedging) pada sebagian pinjaman dalam bentuk mata uang asing.
Baca Juga
"Terkait kenaikan The Fed kami telah mengantisipasi dari jauh untuk hedging US dolar sudah cukup banyak," kata dia usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Panji mengatakan, perseroan juga melakukan antisipasi pada pembiayaan dalam bentuk rupiah. Bank BNI baru saja menerbitkan negotiable certificate of deposits (NCD) senilai Rp 2,7 triliun.
Dia mengatakan, tenor NCD pun dibuat beragam dan agak panjang. Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga dalam rupiah imbas dari kenaikan suku bunga The Fed tersebut.
"Sedangkan yang rupiah kami juga sebagaimana teman-teman tahu telah menerbitkan NCD tanggal 9 Maret Rp 2,7 triliun dan tenornya ada yang 1 tahun, 18 bulan, 24 bulan, 36 bulan berarti dampak dari ada kemungkinan naik juga suku bunga rupiah kami ada sebagian pinjam panjang," jelas dia.
Selain itu, Panji mengatakan tahun ini Bank BNI berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 5 triliun. Obligasi ini bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan total Rp 10 tahun. Penerbitan obligasi ini untuk mendukung ekspansi perseroan serta membayar utang yang jatuh tempo.
"Kita akan menerbitkan Rp 5 triliun dalam on going process. Diperkirakan dalam Juni paling lambat selesai," pungkas dia. (Amd/Nrm)
Advertisement