Sukses

24 Proyek PLTU Diduga Tak Kantongi Amdal dan Izin Lingkungan

Pengajuan Amdal untuk sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) cacat substantif.

Liputan6.com, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Greenpeace Indonesia dan Indonesian Center for Enviromental Law (ICEL) mengkritisi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.‎ Pasalnya sebanyak 24 PLTU diduga tidak memiliki Amdal dan izin lingkungan.

Peneliti ICEL Fajri Fadhillah mengatakan, 24 PLTU tersebut tersebar di 13 provinsi di Indonesia, diantaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur. Kemudian, di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat dan Banten.

Dari 13 provinsi tersebut, lanjut dia, pembangunan PLTU di 7 provinsi ‎patut mendapatkan perhatian lebih. Hal ini karena kapasitas listriknya yang dihasilkan lebih dari 100 megawatt (MW).

"Ini ada 13 provinsi. Ada penekanan di 7 provinsi karena berkaitan kapasitas, seperti di Sumatera Utara, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timu, Sumatera Selatan dan Bante. Kapasitasnya di atas 100 MW. Amdal dan izin lingkungannya belum disahkan‎," ujar dia di Kantor WALHI, Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Pengajuan Amdal untuk sejumlah PLTU juga cacat substantif. Sebagai contoh, Amdal untuk proyek pembangun ‎PLTU Cirebon II tidak memasukan hasil pengujian kualitas udara yang tercampur polusi dari PLTU saat musim kemarau.

"Dari ‎kualitas udara, pengujian kualitas hanya saat musim hujan saja, sedangkan saat musim panas tidak. Karena ini pasti ada perbedaan kualitas udara yang dihasilkan saat musim panas. Pencemaran udara di saat hujan tentu lebih rendah karena polusinya sudah terlarutkan air hujan," tandas dia.

Daftar PLTU Batu Bara

Berikut daftar 24 proyek PLTU batu bara yang diduga tidak memiliki Amdal dan ‎izin lingkungan:

1. PLTU Kuala Tanjung di Sumatera Utara berkapasitas 2x125 MW
2. PLTU Nias di Sumatera Utara berkapasitas 3x7 MW
3. PLTU Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau berkapasitas 2x7 MW
4. PLTU Bengkulu di Bengkulu berkapasitas 2x100 MW
5. PLTU MT Sumsel VIII di Sumatera Selatan berkapasitas 2x620 MW
6. PLTU MT Sumsel VII di Sumatera Selatan berkapasitas 2x135 MW
7. PLTU MT Sumsel I di Sumatera Selatan berkapasitas 2x300 MW
8. PLTU MT Musi Banyuasin di Sumatera Selatan berkapasitas 2x125 MW
9. PLTU Kalianda di Lampung berkapasitas 2x6 MW
10. PLTU Pontianak di Kalimantan Barat berkapasitas 1x50 MW
11. PLTU Kalbar I di Kalinantan Barat berkapasitas 2x100 MW
12. PLTU MT Samboja di Kalimantan Timur berkapasitas 2x75,5 MW
13. PLTU Kaltim II di Kalimantan Timur berkapasitas 2x100 MW
14. PLTU Sulawesi Utara di Sulawesi Utara berkapasitas 2x25 MW
15. PLTU Subagut di Sulawesi Utara berkapasitas 2x50 MW
16. PLTU Gorontalo di Gorontalo berkapasitas 2x7 MW
17. PLTU Mamuju di Sulawesi Barat berkapasitas 2x25 MW
18. PLTU Jayapura di Papua berkapasitas ‎2x15 MW
19. PLTU Biak di Papua berkapasitas 2x7 MW
20. PLTU Nabire di Papua berkapasitas 2x7 MW
21. PLTU Manokwari di Papua Barat berkapasitas 2x7 MW
22. PLTU Sorong di Papua Barat berkapasitas 2x15 MW
23. PLTU Kaltim IV di Kalimantan Timur berkapasitas 2x100 MW
24. PLTU Jawa VII di Banten berkapasitas 2x1.000 MW.

(Dny/Gdn)