Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengembang Perumahaan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menargetkan pembangunan rumah bersubsidi mencapai 120.000 unit di seluruh Indonesia pada 2017.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyebutkan, apa yang dilakukan Apersi, patut didukung. Lantaran langkah pembangunan tersebut, membantu untuk kebutuhan masyarakat.
Basuki menuturkan, memang kebutuhan pokok sandang, pangan, dan papan. Untuk papan ini secara natural saja, kalau penduduk Indonesia 250 juta dan satu rumah dihuni oleh 5 orang, berarti butuh sekitar 50 juta rumah.
Advertisement
"Sehingga, apalagi kalau dengan pertambahan penduduk 1,5 persen, berarti minimal satu tahun, dibutuhkan rumah kira-kira 750 ribuan," kata Basuki di kantor Wapres, Jakarta, Senin (20/3/2017).
Baca Juga
Oleh karena itu, Basuki menyampaikan Apersi juga perlu dukungan. Ini seperti disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Yang 50 juta rumah saja mungkin belum tercapai. Kebutuhan tiap tahunnya pun ada. untuk itu beliau memberikan arahan, apapun Apersi juga membangun saja karena pasti akan ada pasarnya," ujar Basuki.
Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 14 triliun untuk bantuan pembelian rumah bagi masyarakat kurang mampu pada 2017. Menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerkan PUPR, Lana Winayanti mengatakan, bantuan tersebut digelontorkan untuk tiga keperluan.
Adapun, hal yang pertama pemberian fasilitas kredit pembiayaan pemilikan rumah dengan dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan ke masyarakat kurang mampu (KPR FLPP). Anggaran yang digelontorkan untuk fasilitas ini mencapai Rp 9,7 triliun.
Kedua, untuk melaksanakan program subsidi selisih bunga. Anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp 3,7 triliun untuk subsidi 225.000 unit rumah.
"Lalu, ketiga, untuk subsidi bantuan uang muka. Ini untuk 345.000 unit rumah dengan besaran anggaran mencapai Rp1,3 triliun," kata Lana.