Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan dari Standard and Poor's (S&P) pada Kamis esok (23/3/2017).
Dalam pertemuan yang salah satu agendanya adalah pemaparan perkembangan ekonomi Indonesia, Sri Mulyani berharap lembaga pemeringkat internasional itu bisa mengafirmasi peringkat Indonesia menjadi layak investasi (Investment Grade).
S&P merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum memberikan level investment grade kepada Indonesia. Peringkat Indonesia saat ini di level BB+/positif outlook.
Advertisement
Baca Juga
"Besok saya akan bertemu S&P," ucap Sri Mulyani usai menghadiri acara Sewindu Bakti PT SMI Untuk Negeri di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah akan menyampaikan perkembangan situasi ekonomi Indonesia, dari sisi makro ekonomi sampai kepada fiskal, baik realisasinya di 2016 maupun pelaksanaan anggaran di 2017 kepada pihak S&P di pertemuan tersebut. Â
Hari ini perwakilan S&P sudah bertandang ke kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution untuk melakukan penilaian yang akan menentukan nasib rating Indonesia. Perwakilan tersebut juga dijadwalkan bertemu dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo.
"Kita akan menyampaikan seluruh update capaian di 2016, utamanya keuangan negara, aset, fiskal, penerimaan negara apakah dari perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)," dia menerangkan.
"Kita akan melihat dari sisi belanja negara apa yang bisa dikontrol pemerintah, asumsi makro, transfer ke daerah. Tujuannya update situasi ekonomi secara umum," tambah dia.
Dalam kunjungan S&P, Sri Mulyani berharap besar supaya lembaga pemeringkat itu dapat mengerek peringkat Indonesia seperti dua lembaga lainnya, yakni Moody's dan Fitch Ratings yang sudah menyematkan rating Indonesia di investment grade.
"Dua agen rating sudah menempatkan Indonesia di investment grade. Kita berharap ada kesamaan (S&P). Karena saat di London lalu, bond holder menanyakan hal yang sama soal S&P. Banyak mereka berharap Indonesia di-upgrade jadi investment grade karena kebijakan APBN, makro, dan fundamental telah memenuhi," dia menandaskan. (Fik/Nrm)