Sukses

Ruas Jalan Tol Ini Sudah Layani Pembayaran Uang Elektronik

Di mana saja ruas tol yang sudah layani pembayaran uang elektronik

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah berupaya meningkatkan penetrasi penggunaan uang elektronik dalam transaksi pembayaran di jalan tol dari 23 persen menjadi 100 persen di 2017. Itu artinya, seluruh gardu tol tak akan lagi melayani pembayaran tunai.

Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini penetrasi penggunaan transaksi pembayaran elektronik di gerbang tol baru mencapai 23 persen. Targetnya 100 persen secara bertahap sampai akhir tahun ini.

"Penggunaan uang elektronik di jalan tol baru 23 persen. Rata-rata penetrasi di jalan tol Jabodetabek 25 persen, bahkan tertinggi 34 persen pada ruas tertentu. Penetrasi ini harus makin naik menuju 100 persen di 2017," kata Herry saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (24/3/2017).

Adapun beberapa ruas jalan tol yang sudah menerapkan transaksi pembayaran non tunai dengan rata-rata penetrasi 23 persen, meliputi:

1. Belawan-Medan-Tanjung Morawa, penetrasi non tunai 17 persen
2. Tangerang-Merak, penetrasi non tunai 10 persen
3. Jakarta-Tangerang, penetrasi non tunai 34 persen
4. JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan), penetrasi non tunai 32 persen
5. JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami), penetrasi non tunai 31 persen
6. JORR (E1, E2, E3, W2S)
7. Pondok Aren-Bintaro Viaduct-Ulujami, penetrasi non tunai (ruas nomor 6 dan 7) sebesar 30 persen
8. JORR S, penetrasi non tunai 26 persen
9. Pondok Aren-Serpong, penetrasi non tunai 35 persen
10. Cawang-Tanjung Priok-Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit (Wiyoto Wiyono), penetrasi non tunai 28 persen
11. Cawang-Tomang-Pluit (CTC)
12. Prof. Dr. Ir. Seodijatmo, penetrasi non tunai (ruas tol nomor 11 dan 12) sebesar 33 persen
13. Jakarta-Bogor-Ciawi, penetrasi non tunai 19 persen
14. Cinere-Jagorawi Seksi I, penetrasi non tunai 17 persen
15. Bogor Ring Road Seksi I dan IIA, penetrasi non tunai 23 persen
16. Jakarta-Cikampek, penetrasi non tunai 17 persen
17. Cikampek-Padalarang
18. Padalarang-Cileunyi, penetrasi non tunai (ruas tol nomor 17 dan 18 sebesar 18 persen)
19. Palimanan-Kanci, penetrasi non tunai 4 persen
20. Kanci-Pejagan, penetrasi non tunai 3 persen
21. Semarang Seksi A, B, C, penetrasi non tunai 19 persen
22. Semarang-Solo Seksi I dan II, penetrasi non tunai 20 persen
23. Surabaya-Gempol dan Relokasi Porong Gempol Seksi III (Kejapanan-Gempol), penetrasi non tunai 12 persen
24. Surabaya-Gresik, penetrasi non tunai 5 persen
25. Simpang Susun Waru-Bandara Juanda, penetrasi non tunai 3 persen
26. Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, penetrasi non tunai 11 persen
27. Makassar Seksi IV, penetrasi non tunai 5 persen
28. Ujung Pandang Seksi 1 dan 2 (BMN), penetrasi non tunai 5 persen
29. Pejagan-Pemalang Seksi I dan II, penetrasi non tunai 7 persen.

Sementara ruas tol yang akan melayani pembayaran elektronik (e-payment) di 2017, meliputi 8 gardu manual Kejapanan-Gempol di April tahun ini, ruas tol Surabaya-Mojokerto Seksi IA dan IV, serta tol Gempol-Pandaan melayani e-payment di April 2017.

Targetnya seluruh gerbang tol dapat melayani transaksi non tunai menggunakan uang elektronik lintas perbankan pada 2017. Ruas jalan tol Jabodetabek dan Cikopo-Palimanan (Cipali) menjadi sasaran utama penerapan kebijakan tersebut.

"Semua jalan tol di Indonesia 100 persen, gerbangnya bisa menerima pembayaran tol dari uang elektronik. Termasuk jalan tol baru harus bisa melayani non tunai," kata Herry.