Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG telah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Penguatan IHSG ditopang borong yang dilakukan investor domestik. Gerak IHSG juga mengikuti bursa Asia yang dibuka di zona hijau.
Baca Juga
Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat (24/3/2017), IHSG naik 5,56 poin atau 0,1 persen ke level 5.569,4. Indeks saham LQ45 ikut menguat 0,18 persen ke level 928,04
Ada sebanyak 105 saham mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara 41 saham menahan laju penguatan IHSG dan 79 saham lainnya diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.571,93 dan terendah 5.565,18. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 11.466 kali dengan volume perdagangan 478,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 288,5 miliar.
Advertisement
Secara sektoral, mayoritas sektor saham menguat dipimpin oleh sektor saham barang konsumsi dengan penguatan 0,67 persen, disusul pertambangan yang naik 0,53 persen. Ada dua sektor yang melemah yaitu pertanian dan infrastruktur.
Saham-saham di LQ45 yang menguat antara lain INDF yang menguat 2,48 persen ke level Rp 8.250 per saham, saham ADRO naik 2,3 persen menjadi Rp 1.780 kemudian saham ICBP menguat 1,99 persen ke level Rp 8.950 per saham.
Sementara saham papan atas yang melemah antara lain saham BBNI tergerus 1,81 persen menjadi Rp 6.775, saham INTP merosot 1,67 persen menjadi Rp 16.150 dan LPPF turun 1,23 persen menjadi Rp 14.075 per saham.
Dalam riset PT Bahana Securities juga menyebutkan kalau IHSG bergerak variasi dengan kecenderungan menguat di kisaran 5.550-5.600.
Sedangkan Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak variasi dengan kisaran 5.523-5.576.
"Secara teknikal, IHSG telah mencapai rekor tertinggi. Namun secara teknikal pergerakan IHSG justru cenderung jenuh jual," terang Lanjar.