Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengungkapkan penyebab ketidakcocokan jumlah tempat duduk penumpang yang tersedia di situs resmi dengan ‎yang tersedia pada outlet penjualan lain. Sebagian besar ketidakcocokan tersebut karena permasalahan teknis jaringan internet.
Direktur Komersial dan IT PT KAI Muhammad Kuncoro Wibowo mengungkapkan, sering kali para pengguna moda transportasi kereta api mengeluhkan bahwa terdapat ketidakcocokan jumlah tempat duduk di situ resmi KAI dengan outlet penjualan tiket lain. Kadang kala, saat melihat situs resmi KAI masih tersedia banyak tempat duduk tetapi ketika pergi untuk membeli tiket di outlet penjualan lain dinyatakan telah habis.
Advertisement
Baca Juga
Hal kebalikannya juga terjadi. Informasi di situs menyebutkan bahwa telah habis tetapi di outlet lain menyebutkan masih tersedia. "Jadi ada yang lihat di website kami sudah habis, tetapi di tempat lain masih ada. Kondisi begitu memang ada," kata Kuncoro, di Stasiun Gambir, Jakarta, Sabtur (25/3/2017).
Kondisi tersebut terjadi karena beberapa alasan. Pertama adalah kecepatan sistem internet calon penumpang yang bersaing dengan penumpang lainnya, selain itu kehandalan perangkat elektronik yang digunakan juga mempengaruhi. "Internet putus, itu yang terjadi selama ini, memang banyak faktor kenapa di website nol di tempat lain ada," ucap Kuncoro.
Persoalan lain adalah pergerakan dinamis pemesanan tiket. Ketika ada calon penumpang yang membatalkan transaksi pemesanan karena berbagai kondisi, secara otomatis tempat duduk yang sudah ‎tertera di website sudah habis berubah statusnya menjadi tersedia kembali.
"Persoalan saat lihat website KAI nol, tetapi ada di agen lain. Itu bisa terjadi saat ada penumpang yang sudah memesan tiket, tapi pas dapat tiket berubah pikiran tidak diselesaikan transaksinya," papar Kuncoro.
Saat ini KAI menjual tiket‎ secara transparan, sehingga masyarakat bisa memesan tiket dengan mengakses beberapa jalur yang telah disediakan. Kuncoro juga menyatakan bahwa tidak ada penjatahan untuk outlet penjualan tertentu.
"Tidak ada penjatahan, semua sama. Cuma kadang kendalanya seperti itu," tutup Kuncoro. (Pew/Gdn)