Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Penguatan rupiah ini karena pelaku pasar khawatir akan kegagalan kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Mengutip Bloomberg, Senin (27/3/2017) rupiah dibuka di angka 13.308 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.327 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.295 per dolar AS hingga 13.320 per dolar AS. Rupiah mampu menguat 1,20 persen jika dihitung dari awal tahun.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.313 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan Jumat lalu yang ada di angka 13.329 per dolar AS.
Baca Juga
Dolar AS tergelincir menuju level terendah dalam dua bulan terakhir pada perdagangan Senin ini sehingga mendorong penguatan rupiah. Penyebab pelemahan dolar AS adalah kekhawatiran dari pelaku pasar akan kemungkinan kegagalan stimulus ekonomi yang diinginkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Ketidakmampuan dari Trump untuk mewujudkan janji kampanye terlihat dari gagalnya presiden tersebut meyakinkan anggota parlemen untuk menghentikan tunjangan kesehatan Obamacare. Bahkan Partai Republik, partai yang mengusung Trump pun sebagian tidak mendukung langkah presiden tersebut untuk mereformasi tunjangan kesehatan.
"kekhawatiran terhadap pemerintahan Trump kembali muncul setelah kemunduran dirinya dalam mengolkan Undang-Undang Kesehatan," jelas analis senior Barclays, Shin Kadota. "Ada sinyal dari pasar bahwa kemungkinan besar pelemahan dolar AS akan terus berlanjut," tambah dia.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, pemerintah terus mendengungkan kenaikan peringkat ke layak investasi oleh S&P yang sampai saat ini masih melakukan penilaian terhadap perekonomian Indonesia.
Pasar keuangan masih merespons positif sentimen ini walaupun sudah mulai jenuh dan perlahan menciptakan ketidakpastian baru, bersamaan dengan sentimen politik menjelang pilkada DKI Jakarta II," jelas dia.
Ruang penguatan rupiah masih tersedia walaupun BI menyatakan cukup nyaman dengan level rupiah di 13.300 per dolar AS yang, menurut penilaian mereka, sedikit undervalued. (Gdn/Ndw)