Sukses

Tol Cijago Seksi II dan RSUI Bikin Properti Depok Makin Bergairah

Selain tol Cijago, bertambahnya fasilitas umum seperti Rumah Sakit Universitas Indonesia juga bakal menggairahkan bisnis apartemen di Depok.

Liputan6.com, Jakarta - Pesatnya pertumbuhan Kota Depok, Jawa barat, dinilai menjadi salah satu magnet tersendiri bagi masyarakat yang ingin mencari properti di kota belimbing tersebut. Terlebih lagi dengan adanya ruas Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Seksi II ‎yang ditargetkan selesai dalam waktu dekat.

Direktur Utama Orchid Realty Mujahid menuturkan, kenaikan harga properti di Kota Depok akan semakin cepat dengan pembangunan tol Cijago Seksi II. Ruas tol ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2017.

‎"Kenaikan harga disebabkan karena lokasi akan semakin dekat pintu tol, ini dinilai sangat strategis," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (28/3/2017).

Apartemen Logios yang dikembangkan oleh Orchid Realty berlokasi hanya berjarak 300 meter dari pintu tol Cijago Seksi II di Jalan Margonda Raya, Depok. Hunian vertikal ini juga terletak di gerbang baru Universitas Indonesia (UI). "Ini tentu akan membuat aksesibilitas dari dan ke Logios menjadi sangat mudah," lanjut dia.

Logios Depok merupakan proyek hunian vertikal senilai Rp 1,1 triliun yang kelak berkapasitas 1.812 unit apartemen. Hunian vertikal berketinggian 35 lantai ini terletak di Jalan Pertamina, Depok atau sekitar 300 meter dari gerbang tol Margonda Cijago. Ada tiga tipe yang ditawarkan yakni studio, satu tempat tidur, dan dua tempat tidur.

“Logios saat ini tahap pembangunan marketing gallery. Aspek perizinan, sedang dalam pengurusan IPR (Izin Pemanfaatan Ruang) dan Amdal,” kata dia.

President Director Coldwell Banker Property Connections (Residential), Jemmy Handrianus mengatakan, selain keberadaan tol Cijago, bertambahnya jumlah fasilitas umum seperti dengan hadirnya Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) juga bakal menggairahkan bisnis apartemen sewa di Depok. RSUI ini ditargetkan mulai beroperasi pada awal 2018.

"Saat ini, yield apartemen sewa di Depok berkisar 9 persen per tahun. Dengan beroperasinya RSUI pada awal 2018, pasar sewa akan tambah bergairah," tutur dia.

Dia menjelaskan, saat ini jumlah apartemen di Depok belum terlalu banyak dibandingkan Jakarta. Namun permintaan sewa apartemen akan meningkat mengingat akan ada ratusan karyawan, dokter, dan keluarga pasien rawat inap di RSUI tersebut.

“Di sisi lain, aksesibilitas Depok juga tertopang infrastruktur transporasi yang bagus, mulai jalan arteri hingga jalan tol,” lanjut Jemmy.

Sementara itu, Kepala RSUI Julianto Witjaksono mengatakan, gedung RSUI sudah rampung sejak Mei 2016. Namun alat kesehatan baru akan masuk pada April 2017 serta akan dipasang pada November 2017. RSUI ditargetkan dapat beroperasi awal 2018.

“RSUI merupakan rumah sakit pendidikan tinggi negeri dengan fasilitas 300 tempat tidur termasuk besar di Kota Depok,” ungkap dia.

RSUI, kata Julianto, akan melayani masyarakat umum termasuk pemegang BPJS yang akan ditangani dokter umum dan spesialis. Untuk dokter spesialis sampai saat ini sudah ada 124 yang mendaftar, sedangkan dokter umum jumlahnya lebih banyak lagi.

“Gedung RSUI dibangun dengan konsep Green Hospital Concept seperti ruang rawat inap yang rentan terhadap pertumbuhan kuman ditata sedemikian rupa agar mendapatkan sinar ultraviolet dari matahari lebih banyak sehingga kuman tidak dapat tumbuh,” jelas Julianto.

Selain itu, sistem kelistrikan bersifat variabel agar menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang tidak terputus serta dapat menekan biaya operasional. "Begitu juga dengan tata air dan penyejuk udara dibuat variabel dengan tujuan mengurangi risiko penuraran penyakit," kata Julianto.

RSUI memiliki bangunan seluas 82.074 meter persegi (m2) dan berdiri di atas lahan 106.100 m2. Selain itu, dilengkapi dengan jembatan (sky bridge) yang menghubungkan dengan Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK). (Dny/Gdn)