Sukses

Menhub Budi Karya Blak-blakan Strategi Amankan Mudik Lebaran

Bagaimana persiapan pemerintah dalam menghadapi mudik Lebaran tahun ini?

Liputan6.com, Jakarta - Mudik menjadi agenda wajib bagi sebagian besar masyarakat Indonesia jelang Lebaran. Kegiatan mudik menjadi penyempurna dari perayaan Idul Fitri. Dengan mudik, seluruh kita bisa berkumpul di kampung halaman bersama dengan seluruh sanak saudara dan keluarga.

Sayangnya, kegiatan yang rutin berlangsung setiap tahun ini tak jarang disertai dengan permasalahan. Beberapa contohnya yang terjadi pada tahun lalu adalah kemacetan yang parah di jalan tol Brebes dan beberapa kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.

Lantas bagaimana persiapan pemerintah untuk menyelesaikan atau setidaknya meminimalisir permasalahan pada mudik Lebaran tahun ini?

Dalam kunjungan kerjanya ke Palembang, Sumatera Selatan pada akhir bulan lalu, Liputan6.com berkesempatan untuk berbincang khusus dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkait dengan persiapan pemerintah menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran 2017, Berikut kutipannya:

Bagaimana kesiapan pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan terkait angkutan mudik Lebaran 2017?

Tahun ini saya punya amanah dari Pak Presiden yang meminta secara khusus harus lebih baik dari tahun yang lalu. Oleh karenanya kami melihat acara yang sakral ini harus disiapkan dengan baik. Kami melakukan koordinasi, yang penting itu koordinasi dulu, di mana para stakeholder yang akan melayani kita kumpulkan.

Siapa saja pihak yang berkoordinasi untuk mempersiapkan arus mudik tahun ini?

Kementerian Perhubungan menjadi koordinator, tetapi kita harus mengkoordinasikan dengan baik. Alhamdulillah koordinasi itu sudah kita jalankan dengan baik.

Pertama kali dengan kepolisian, sangat cair dengan kita. Beberapa kali kita rapat, bikin rancangan-rancangan, dan juga kita minta kepada Polri menjadi koordinator semua koordinasi dari mudik Lebaran ini. Karena ada Kapolri, Kapolda, Kapolres, Kapolsek, jadi lengkap.

Beberapa kali kita jalan bersama-sama. Saat saya meninjau pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit), mereka juga ada di sana.

Kedua, dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kita minta untuk melengkapi apa-apa yang kurang dari fasilitas yang ada. Di seluruh Indonesia, di daerah-daerah tempat rawan longsor, disiapkan alat-alatnya. Kalau ada jalan rusak diperbaiki. Secara khusus memang kami melakukan penyelesaian-penyelesaian khusus di Brexit yaitu membangun empat lintasan sebidang dengan flyover dan memperpanjang jalur dari Brexit sampai ke Weleri itu 140 km.

Saya terima kasih kepada Kementerian PUPR telah mengerjakan itu, yang lintasan sebidang flyover akan selesai 10 hari menjelang Lebaran, dan lintasan tambahan dari Brexit ke Weleri itu sudah fungsional, tapi tidak berfungsi sebagai tol jadi bisa jalan dua jalur.

Saya juga sudah koordinasi dengan beberapa pihak lain. Saya berterimakasih kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam paket-paket 5 liter, 10 liter, 20 liter yang ditaruh di mana-mana. Kami akan rapatkan secara intens dan bergilir di lapangan. Saya dengan Pak Basuki (Menteri PUPR) dan Bu Rini (Menteri Badan Usaha Milik Negara/BUMN) mengecek tempat-tempatnya.

Apa langkah yang akan dilakukan pemerintah agar kejadian seperti di pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit) tidak terulang kembali?

Yang akan kami lakukan nanti adalah khusus untuk tempat yang signifikan di Cikampek Palimanan (Cipali). Kami punya tiga jalur, yaitu Cipali, Pantura dan jalur selatan. Nah ini gunakan sama-sama, jangan hanya Cipali. Kalau semua ke Cipali nanti bisa macet lagi.

Makanya ada skenario nanti di titik Brexit itu yang boleh terus itu hanya 60 persen, yang 20 persen dibuang ke utara dan 20 persen dibuang ke selatan. Karena tidak mungkin semuanya ke sana. Cara untuk membuat itu 60 persen bisa dengan buka tutup dan sebagainya.

Untuk mengurangi kemacetan saat mudik, sempat muncul wacana penerapan sistem ganjil-genap, apakah ini akan dilaksanakan?

Ganjil-genap mungkin tidak akan kita laksanakan karena ini ada ide kemudian kita bahas internal, kemudian kita undang Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). Mereka menyimpulkan bahwa kita kalau mudik Lebaran ini kan masif, sosialisasi justru tidak bisa masif karena waktunya terbatas. Sistem ganjil-genap ini akan efektif kalau digunakan reguler, tempatnya tertentu dan sosialisasi masif.

Setiap mudik Lebaran, pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait larangan truk pengangkut barang untuk beroperasi, bagaimana dengan tahun ini?

Truk sementara ini kita batasi empat hari sebelum dan empat hari setelah Lebaran. Memang ada permintaan untuk beberapa jenis dikecualikan. Saya akan rapat, mungkin nanti akan ditetapkan hari dan jenis yang memang pantas untuk dikhususkan.
Kalau sekarang ini, yang tiga sumbu sudah tidak boleh, tetapi nanti akan ada kita kecualikan.

Untuk menjamin faktor keselamatan penumpang, kondisi kendaraan khususnya bus menjadi sangat penting. Salah satu cara untuk memastikan bus tersebut layak jalan yaitu dengan uji KIR. Sejauh mana hal tersebut telah dilaksanakan? Apakah pemerintah akan menggandeng pihak swasta untuk melaksanakan uji KIR ini?

Itu sebenarnya sudah sejak tujuh tahun lalu sudah ditetapkan bahwa KIR juga bisa dilakukan oleh swasta, cuma karena beberapa hal tertentu itu tidak dijalankan.

Saya melihat kalau aturan ini tidak dijalankan karena pemerintah pada satu titik tertentu fungsinya hanya sebagai regulator, bukan operator. Oleh karena itu kami mengundang swasta untuk lakukan itu.

Selain itu, kami orangnya terbatas, sumber daya terbatas, tempatnya terbatas, kalau swasta dilibatkan mereka akan senang dan masyarakat mendapatkan titik-titik yang banyak untuk melakukan KIR.

Sambil dia service dia langsung KIR. Service itu kan mereka lakukan setiap sebulan sekali, begitu service KIR bisa langsung jalan. Kalau terpisah, mereka butuh waktu lagi, butuh uang lagi. Kalau di situ mereka lakukan service mungkin KIR-nya bisa gratis.

Tapi over all, yang namanya pelayanan transportasi akan baik jika ada kolaborasi antara swasta dengan pemerintah. Karena memang swasta lah pelaku yang utama di bidangnya, kita memberikan dukungan dengan regulasi dan melakukan pengaturan-pengaturan.

Terkait dengan angkutan udara yang mulai menjadi favorit bagi masyarakat untuk mudik, bagaimana persiapannya?

Saya sudah kumpulkan beberapa stakeholder agar meningkatkan jam operasi, meningkatkan slot supaya ada tambahan. Karena menurut proyeksi ada tambahan penumpang sebanyak 9 persen dibandingkan tahun lalu.

Saya minta kepada angkutan udara untuk memberi ruang lebih ke tempat-tempat favorit seperti Semarang, Surabaya, Solo, Yogyakarta, itu jam operasinya sampai jam 24.00. Bandara Soekarno-Hatta pun event dia lagi overlay, saya minta berhenti overlay supaya bisa digunakan sampai jam 24.00.

Bagaimana dengan kesiapan angkutan kereta api untuk mudik Lebaran?

Kereta api memang sudah full. Pertama kali kita minta mereka menyiapkan dengan baik dan kita mengontrol jalan-jalan, ramp check. Beberapa minggu lalu saya minta Dirjen untuk keliling, karena jalur-jalur itu harus baik, dan juga keretanya kita lakukan ramp check supaya keretanya berjalan dengan baik.

Soal persiapan angkutan laut, apakah ada persiapan khusus?

Ini memang ada dua tempat yang agak khusus, yaitu di Batam dan Balikpapan. Makanya kami tambahkan kapal-kapal di sana. Kami juga berpesan khusus bagi kapal-kapal untuk siapkan baik kru maupun merancang keberangkatan itu dengan baik. Artinya orangnya memang segar, kapalnya dipersiapkan, bahan bakar dipersiapkan dengan baik. Sehingga itu bisa membuat semua lancar.

Secara khusus memang untuk yang ada di laut ini kita tambahkan khususnya dari Jakarta ke Surabaya dan Jakarta ke Semarang ada tambahan angkutan.

Insiden yang sering terjadi pada angkutan laut biasanya disebabkan oleh kelebihan muatan, apa langkah Kementerian Perhubungan untuk mengantisipasi hal ini?

Itu satu yang klasik, oleh karenanya saya mengadakan rapat, saya tegaskan itu harus dikontrol. Petugas-petugas kita yang di KSOP melihat dengan teliti. Karena sekali kurang awas maka akan fatal akibatnya. Ini memang sampai ke daerah-daerah seperti Kalimantan itu memang rawan, karena keinginan orang untuk mudik banyak sekali sementara fasilitas terbatas. Tapi saya bahagia karena beberapa operator melakukan suatu mudik gratis dari Kalimantan ke Jawa.

Terakhir, apa himbauan Anda kepada para pemudik yang akan kembali ke kampung halaman?

Satu hal yang berkali-kali menghimbau kepada mereka yang biasanya pulang kampung pakai motor untuk dihindari. Karena dari survei kita itu kendaraan yang paling riskan mengalami kecelakaan, bahkan sampai kematian. Kita minta itu dihindari.

Konsekuen dengan itu, kami juga menyiapkan mudik gratis sebanyak 208 ribu orang. Ini dari dana kita sendiri, dari BUMN dan stakeholder. Kalau ditotal mungkin lebih banyak. Untuk motor juga kita siapkan sebanyak 40 ribu motor yang bisa diangkut. Ada yang pakai kereta, ada yang pakai bus, ada yang pakai kapal. Dengan mereka naik itu maka diharapkan risiko itu akan dikurangi. ‎

Hal lain yang secara khusus, pemilik truk, pemilik bus itu harus meng-consider diri bahwa aspek keselamatan itu menjadi concern bagi kita. Jadi jangan membiarkan kendaraan dalam keadaan tidak baik untuk dijalankan. Kepada penumpang juga begitu, pilih lah kendaraan-kendaraan yang sudah diuji KIR agar keselamatannya juga bisa dijamin.

Selain saya menghimbau, kita juga secara konsisten melakukan razia melalui Dishub dan Korlantas, jadi jangan menyesal kalau dia naik kendaraan yang tidak baik, kemudian ditilang, dia pulang naik apa terserah. Jadi sewa bus juga bus yang baik, bus yang tidak punya izin, supir tidak punya SIM, itu jangan dipilih.‎