Sukses

Menperin Ajak Prancis Kembangkan Industri Dirgantara dan Ban

Teknologi dan keahlian Michelin dapat membantu pengembangan industri vulkanisir ban pesawat di Indonesia.‎

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia akan meningkatkan kerja sama dengan Prancis di bidang industri. Salah satu diantaranya yaitu untuk industri ban dan ‎kedirgantaraan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Prancis merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam pengembangan sektor industri. Terlebih lagi, Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki inovasi teknologi di bidang kedirgantaraan, pertahanan, dan transportasi.

"Kerja sama bilateral akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam menyiapkan revolusi industri selanjutnya, yakni industri 4.0 dengan mengikuti tren terkini otomasi dan pertukaran data teknologi manufaktur,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Airlangga menjelaskan, beberapa penjajakan kerja sama kedua negara yang telah dilakukan, antara lain Airbus dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam pembangunan peluncur satelit dengan kemampuan di atas 100 km-500 km dan Assembly Integrated Test (AIT) di atas 500 km-1.000 km.

Selanjutnya, kerja sama Airbus dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk sektor industri penerbangan, terutama dalam memproduksi komponen, peralatan, dan perbaikan beberapa tipe pesawat Airbus. Selama ini, PT DI merupakan mitra perakitan Airbus untuk helikopter militer serta menjadi bagian integral dari rantai nilai Airbus di Asia Tenggara.

“Kami juga memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan ban Prancis, Michelin untuk mendorong akses pasar ban Indonesia ke luar negeri, serta membangun bisnis retreading dan ban bekas,” kata Airlangga.

Menurut dia, teknologi dan keahlian Michelin dapat membantu pengembangan industri vulkanisir ban pesawat di Indonesia.‎ Selain itu, Michelin diharapkan dapat membantu pemanfaatan ban bekas untuk diolah menjadi unsur pembangunan jalan. Sehingga Indonesia bisa menggunakan limbah ban bekas untuk pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan.

“Guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dan Prancis, diperlukan inisiasi penyelenggaraan Working Group Meeting on Industry and Investment untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya dalam dokumen Joint Declaration on Strategic Partnership Indonesia-France yang dideklarasikan pada 1 Juli 2011,” jelas dia.

Prancis merupakan investor negara Eropa ketiga terbesar di Indonesia setelah Inggris dan Swiss, serta menduduki peringkat ke-16 dalam daftar peringkat realisasi investasi Penanaman Modal Asing di Indonesia. Total nilai investasi Perancis di Indonesia dari 2014-2016 sebanyak US$ 352 juta dengan jumlah 671 proyek. Pada 2016, porsi investasi terbesar Prancis dari sektor industri logam, mesin dan elektronika dengan nilai mencapai US$ 49,6 juta.

Pada pertemuan dengan President of Mouvement des Entreprises de France (MEDEF) Pierre Gattaz di Jakarta, beberapa waktu lalu, Airlangga mengungkapkan Prancis berpotensi untuk investasi di industri galangan kapal, perawatan pesawat, kereta penumpang dan kebutuhan jalan kereta.

Selain itu, perusahaan pelayaran asal Prancis, CMA-CGM telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia pada bidang fasilitas logistik, dengan memanfaatkan peluang arus logistik internasional yang tinggi di Indonesia. Perusahaan ini membidik kawasan industri di Batam dan Dumai sebagai lokasi yang strategis sesuai tujuan usahanya. (Dny/Gdn)