Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Jumat pekan ini. Aksi massa 31 Maret mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.Â
Mengutip Bloomberg, Jumat (31/3/2017), rupiah dibuka di angka 13.325 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.316 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.316 per dolar AS hingga 13.328 per dolar AS. Jika dilihat dari awal tahun, rupiah menguat 1,11 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.321 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.316 per dolar AS.
Baca Juga
Dolar AS memang menguat tipis di pasar Asia pada perdagangan Jumat ini. Data-data ekonomi AS yang solid menjadi pendorong penguatan dolar AS.
Dalam beberapa hari terakhir, data-data ekonomi AS menunjukkan perbaikan dan bahkan ada yang mencetak rekor terbaik. Data di AS tersebut berkebalikan dengan data di Eropa.
Contohnya adalah inflasi Jerman dan Spanyol yang menunjukkan perlambatan yang berpotensi kepada penurunan pertumbuhan ekonomi. Selain itu harga komoditas juga sedang melandai.
Sebelumnya, dolar AS memang tertekan karena hilangnya kepercayaan pelaku pasar kepada kekuatan Presiden AS Donald Trump untuk menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi yang dijanjikan.
"Kekhawatiran tersebut sudah berkurang dan sentimen dari zona Eropa membuat dolar AS kembali memiliki kekuatan," jelas analis US Bank Wealth Management, Portland, Oregon, AS, Jennifer Vail.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah stabil ketika nilia tukar di Asia melemah terhadap Dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin. "Pelemahan bisa berlanjut melihat dollar index yang terus menguat," jelas dia.
"Aksi demonstrasi ormas Islam hari ini menjelang kampanye pilkada DKI Jakarta II menjadi sentimen bagi rupiah," tambah dia. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data inflasi. (Gdn/Ndw)
Â