Liputan6.com, New York - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan di akhir pekan ini, terpicu penurunan saham Exxon dan JPMorgan Chase.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,31 persen menjadi 20.663,22 poin. Sedangkan indeks S&P 500 kehilangan 0,23 persen menjadi 2.362,72. Sementara indeks Nasdaq Composite tergelincir 0,04 persen menjadi 5.911,74.
Indeks utama Wall Street telah turun dari rekor tertinggi yang terjadi usai terpilihnya Presiden AS Donald Trump. Kenaikan indeks kala itu terkait harapan bahwa ia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memotong pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur.
Advertisement
Baca Juga
Laju indeks juga dipengaruhi penguatan data ekonomi dan kenaikan pertumbuhan pendapatan perusahaan. Di akhir Maret ini, indeks S&P 500 naik 5,5 persen. Ini merupakan kinerja kuartalan terkuat sejak kuartal terakhir di 2015.
Investor sekarang tengah memantau hasil pendapatan kuartalan perusahaan. Laba kuartal pertama perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan naik 10,1 persen, menurut Thomson Reuters.
"Valuasi hal yang akan mereka dapatkan. Tentu saja itu memprihatinkan jika penghasilan tidak tumbuh dan mereka mengantisipasi untuk mencapainya," kata Bruce Bittles, Kepala Strategi Investasi Robert W. Baird & Co di Nashville.
Sejauh ini, sektor saham teknologi menjadi top-performing pada indeks S&P, yang naik 12,2 persen pada tahun ini. Sementara sektor saham yang melemah yakni energi yang turun 7,3 persen.
Di akhir pekan ini, delapan dari 11 besar sektor S&P jatuh. Dengan indeks keuangan turun 0,72 persen. Ini setelah saham JPMorgan Chase (JPM.N) turun 1,34 persen dan Wells Fargo & Co (WFC.N) kehilangan 1,03 persen.
Indeks S&P 500 dan Dow juga terbebani saham Exxon Mobil yang turun 2,02 persen. Adapun saham Amazon.com (AMZN.O) naik 1,16 persen ke rekor tinggi.
Sekitar 6,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 6,8 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.