Sukses

Listrik dan BBM Bikin Inflasi Maret Diprediksi 0,15 Persen

Penyesuaian tarif listrik pelanggan rumah tangga 900 VA tahap II diberlakukan awal Maret ini berdampak ke sebagian pelanggan prabayar.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diprediksi akan kembali mencatatkan inflasi sebesar 0,15 persen di Maret 2017 karena kenaikan harga barang-barang yang diatur pemerintah (administered price). Prediksi tersebut lebih rendah dari realisasi inflasi di Februari lalu yang sebesar 0,23 persen.

"Inflasi Maret ini diperkirakan 0,15 persen MoM dan 3,78 persen secara tahunan (Yoy). Inflasi inti di Maret cenderung stabil di kisaran 3,44 persen (Yoy)," kata Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (3/4/2017).

Josua menjelaskan, perkiraan inflasi tersebut didorong kenaikan harga barang yang diatur pemerintah, yakni tarif dasar listrik golongan 900 VA. Penyesuaian tarif listrik pelanggan rumah tangga 900 VA tahap II diberlakukan awal Maret ini berdampak ke sebagian pelanggan prabayar.

"Pendorong utama inflasi di Maret lainnya adalah kenaikan harga Pertamax pada pertengahan bulan ketiga sebesar Rp 100 menjadi Rp 8.150 per liter," dia menerangkan.

Harga-harga barang yang diatur pemerintah mengalami kenaikan di saat harga bahan pangan mulai merosot. Dari bahan pangan, sambung Josua, diperkirakan menyumbang deflasi pada Maret ini.

"Hampir seluruh harga komoditas pangan cenderung turun seiring masuknya panen raya," ujarnya.

Josua menuturkan, harga beras mengalami penurunan 0,8 persen Mom sehingga mempengaruhi turunnya harga komoditas lain, seperti cabai merah yang harganya melorot cukup signifikan 12,4 persen, cabai merah keriting turun 10 persen, harga daging ayam turun 2,5 persen, dan telur ayam 2,3 persen secara MoM.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi pada Februari kemarin berada di angka 0,23 persen. Sedangkan untuk inflasi dari tahun ke tahun tercatat 1,21 persen dan untuk inflasi tahun kalender di angka 3,83 persen.

Dari 82 kota yang disurvei BPS, 62 kota mengalami inflasi dan sisanya 20 kota deflasi. Inflasi tertinggi dicatatkan oleh Manado dengan angka 1,16 persen dan terendah Ternate dengan angka 0,03 persen. Untk deflasi tertinggi di Jambi di angka 1,40 persen dan deflasi terendah di Bungo 0,02 persen. 

Angka inflasi pada februari ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan 2015 dan 2016. Pada 2015 terjadi deflasi 0,36 persen dan pada 2016 terjadi deflasi 0,09 persen. Namun inflasi pada Februari 2017 ini lebih rendah jika dibanding dengan Februari 2014 dan 2013 yang ada di angka 0,26 persen dan 0,75 persen. (Fik/Gdn)