Sukses

7 Kebiasaan Buruk yang Bikin Anda Terjebak Utang

Sebelum tumpukan utang mencekik Anda, hilangkan kebiasaan buruk berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah semakin menjamurnya pusat perbelanjaan dan semakin mudahnya berbelanja online, tak mengherankan jika masyarakat menjadi semakin konsumtif. Jika tidak dibarengi dengan perencanaan finansial yang baik, utanglah yang terjadi.

Yang ditakutkan, utang semakin dianggap sebagai hal yang wajar. Berlabel cicilan ringan berbunga rendah, utang dianggap hal kecil asalkan gaya hidup terpenuhi.

Sebelum tumpukan utang mencekik Anda, hilangkan kebiasaan buruk berikut ini seperti dikutip dari CekAja.com:

1.Ingin menegaskan diri sebagai kelas menengah ke atas

Belanja bukanlah kompetisi. Jika Anda melihatnya sebagai kompetisi, Anda hanya menyia-nyiakan kerja keras dan stres di kantor hanya untuk memenuhi gaya hidup.

Tidak perlu berkompetisi jadi kelas menengah ke atas kalau memang tidak mampu. Menjalani hidup sesuai kemampuan memberikan Anda ketenangan dan tentu saja kebebasan finansial dari utang.

2. Impulsif

Mal dan toko-toko online memang mendesain pembelinya agar melakukan pembelian impusif. Dengan kata lain, marketing dengan segala taktiknya memang bertujuan untuk membuat pembeli membeli produk mereka tanpa pikir panjang. Caranya dengan memberikan diskon, promo beli dua gratis satu, dan sebagainya.

3. Menyalahkan keadaan

Mungkin orangtua Anda memang tidak memberikan pendidikan finansial yang baik waktu kecil. Atau mungkin kondisi Anda baru kehilangan pekerjaan, atau baru saja bercerai. Namun apapun situasinya, jangan jadikan alasan untuk menganggap utang sebagai hal yang wajar.

Belanja adalah hiburan



4. Menganggap belanja adalah hiburan

Kalau selama ini Anda menganggap belanja merupakan pengusir kebosanan dan stres, maka Anda harus menghentikannya sekarang juga. Karena jika demikian, kerja keras untuk membayar tagihan kartu kredit membuat Anda makin stres.

Ketika stres, Anda belanja untuk menghibur diri dan begitu saja seterusnya. Tak heran utang Anda semakin menumpuk. Cari alternatif lain untuk menghibur diri dan minta bantuan teman atau keluarga untuk menjauhkan Anda dari belanja.  (Baca juga: Cukup Nabung 3 Tahun, Anda Bisa Beli Rumah di Usia 25)

5. Menraktir diri sendiri

‘Menraktir diri sendiri’ dengan makanan enak, baju bagus, atau liburan di hotel berbintang memang bisa meredakan stres dan memotivasi diri setelah lelah bekerja. Tapi kalau Anda melakukannya setiap hari, Anda mungkin senang, tapi finansial Anda yang akan sengsara.

Barang keluaran baru



6. Gatal melihat barang keluaran baru

Teknologi terbaru selalu dihargai mahal. Ponsel pintar dengan kamera lebih baik, TV layar datar yang lebih tipis, virtual game yang lebih nyata, adalah magnet bagi pencinta teknologi yang rela membayar mahal untuk menikmati kecanggihan tersebut.

Tapi apakah Anda benar-benar membutuhkannya?

7. Mengabaikan kondisi finansial sendiri

Rezeki memang sudah diatur. Tapi bukan berarti Anda pasrah dengan kondisi finansial diri sendiri. Kalau Anda tidak hidup dengan bujet realistis, menghabiskan uang lebih sedikit dari yang dihasilkan, dan menahan diri agar tidak konsumtif; artinya Anda sedang dikontrol uang, bukan Anda yang mengontrol uang.

Tanpa kemampuan mengatur uang, utang tidak hanya menjadi kebiasaan, tapi situasi yang tidak dapat dicegah. Menakutkan bukan? (Baca juga: 10 Cara Menghemat Pengeluaran Saat Makan di Restoran)

Video Terkini