Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan menambah stok Bahan Bakar Minyak (BBM) kategori gasoline yaitu Premium, Pertalite dan Pertamax guna mencukupi kebutuhan mudik Lebaran 2017. Penambahan stok tersebut dilakukan dengan impor.
Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Gigih Wahyu Irianto mengatakan, Pertamina sebenarnya memiliki ketahanan stok BBM di atas 20 hari. Namun untuk mengantisipasi kekurangan stok di atas 20 hari karena terjadi peningkatan konsumsi saat musim mudik, Pertamina akan menambah impor.
"Tentu saja kami akan menambah stok build up. Jadi konsumsi saat mudik akan mempengaruhi stok sehingga kami akan menambah impor," kata Gigih, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Impor tambahan untuk menjaga stok BBM tidak terlalu besar. Tambahan impor ini hanya untuk menjamin ketersediaan saat Mudik. Oleh karena itu, Gigih meyakinkan bahwa impor BBM oleh Pertamina masih terkendali.
Terlalu banyak impor juga tidak menguntungkan bagi Pertamina. Alasannya, jika Pertamina terlalu banyak mengimpor BBM akan meningkatkan pengeluaran biaya penyimpanan. "Jadi impor harus terkendali. Kalau impor kebanyakan harus ada inventory (penyimpanan)," ucapnya.
Selain impor, Pertamina juga menggenjot produksi fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang). BBM yang dimpor hanya berjenis gasoline saja, sedangkan untuk Solar sudah terpenuhi dari kilang yang milik Pertamina. "Kita juga genjot produksi kilang supaya kita kurangi impor," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi mengungkapkan, pada musim mudik sejumlah BBM mengalami kenaikan konsumsi yaitu, Premium dari kondisi normal 38 ribu kiloliter (KL) per hari menjadi 50 ribu KL per hari,.
Untuk Pertamax dari kondisi normal sekitar 17 ribu KL per hari naik menjadi sekitar 19 ribu KL per hari. Sedangkan untuk Pertalite dari 39 ribu KL per hari naik menjadi 45 ribu KL per hari.
"Ini prediksi sekarang, dengan situasi jalan tol bertambah mungkin akan berbeda lagi, jadi kita prediksi yang kondisi moderat lah," tutup Afandi. (Pew/Gdn)