Liputan6.com, Jakarta Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) dalam peringatan ulang tahun ke-45 di Bali mendeklarasikan tekadnya untuk menjadi garda terdepan pembangunan rumah rakyat. Asosiasi perusahaan realestat tertua dan terbesar di Indonesia tersebut menargetkan mampu membangun lebih dari 200.000 unit rumah rakyat di seluruh Indonesia pada 2017.
Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata menegaskan dengan fokus membangun rumah rakyat, ditambah dengan berbagai pembangunan produk realestat lainnya diharapkan sektor properti mampu menjadi pemicu bagi perputaran aktivitas ekonomi yang besar bagi kemakmuran bangsa.
Baca Juga
Menurut dia, salah satu langkah yang dilakukan untuk mendorong lebih banyak pengembang membangun rumah rakyat adalah melalui program kerjasama antara pengembang besar dan pengembang kecil yang sudah mulai berjalan. Tahun ini REI akan mengawali program kerjasama antara pengembang besar dengan pengembang kecil di 10 provinsi.
Advertisement
Kolaborasi ini akan meningkatkan kapasitas finansial, teknis, manajemen dan sumber daya manusia dari anggota REI, sehingga dalam skala yang lebih besar tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mewujudkan pemerataan ekonomi nasional.
“Caranya pengembang besar akan membantu ekuitas pengembang kecil di daerah untuk membangun rumah subsidi. Skema kerjasamanya tidak sulit karena ini kan private to private, jadi bisa saja nanti joint venture atau Kerja Sama Operasional (KSO),” ungkap Eman, demikian dia sering dipanggil, lewat siaran persnya, Rabu (5/3/2017).
Dia menambahkan, organisasi ini sejak awal dibentuk ditujukan untuk menghimpun dan mempersatukan seluruh potensi pengembang, dan saling membantu sesama anggota tanpa memandang berasal dari pengembang besar atau kecil. Kini REI sudah menjadi organisasi besar dengan 3.800 anggota yang tersebar di 34 daerah di seluruh Indonesia.
Komitmen REI terhadap rumah rakyat dibuktikan pada puncak peringatan HUT REI ke-45 tahun 2017 di Bali dengan mengusung tema “REI Garda Terdepan dalam Membangun Rumah Rakyat” yang menggambarkan tekad, kerja keras REI untuk menjadi mitra strategis terdepan pemerintah dalam mewujudkan Program Sejuta Rumah (PSR).
Tekad ini sekaligus sejalan dengan semangat reposisi dan rebranding REI yang dalam tiga tahun ke depan akan lebih berpihak terhadap pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Titik fokus pembangunan rumah rakyat oleh REI akan diprioritaskan pada tiga target pasar tadi yakni PNS, TNI/Polri, dan pekerja di sekitar kawasan industri. Sejumlah kerjasama sudah dilakukan dengan Korpri, Polri, TNI, serta pengelola-pengelola kawasan industri, sehingga REI beritikad bahwa lebih dari 50 persen orientasi pembangunan rumah oleh anggotanya di masa mendatang akan menyentuh MBR.
“REI akan kembali ke masyarakat, dekat dengan masyarakat, dan melayani kebutuhan masyarakat menengah bawah,” kata Eman.
Apresiasi Pemerintah
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengapresiasi tekad REI yang berkomitmen menjadi garda terdepan bagi penyediaan perumahan rakyat.
“Dengan REI yang semakin fokus membantu MBR memiliki rumah, saya semakin yakin lebih mudah untuk mewujudkan program satu juta rumah,” kata Basuki saat memebrikan sambutan pada acara tersebut.
Turut hadir dalam perayaan tersebut, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Sudjono, Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Utama PPDPP Budi Hartono, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.