Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia naik pada penutupan perdagangan Kamis setelah investor melakukan penjualan ekuitas tiba-tiba.
Melansir Kitco, Jumat (7/4/2017), emas untuk pengiriman Juni naik US$ 5,4 dan diperdagangkan di harga US$ 1.254 per ounce. Meski naik, tetap harga tersebut lebih rendah dibanding rata-rata yaitu US$ 1.258.
Baca Juga
Harga emas dinilai bisa berpotensi naik melewati US$ 1.300 jika ekonomi tetap bergerak ke depan jauh dari kekhawatiran, kata Tony Danaher, Presiden Guild Investments.
Advertisement
"Jika Anda memikirkan apa yang menggerakkan harga emas dari di bawah US$ 300 ke harga US$ 1.900, itu bukan inflasi yang lari. Itu adalah ekspansi global yang melihat ratusan juga di negara berkembang mulai mengakumulasi kekayaan," tuturnya.
Harga juga dipengaruhi oleh pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada kamis dan Jumat. Dua pemimpin negara tersebut akan berbicara mengenai Korea Utara dan perdagangan antara AS dan China.
Kemarin, Â harga emas tergelincir usai rilis data tenaga kerja sektor swasta yang lebih kuat dari yang diharapkan. Hal itu mendorong pelaku pasar mengalihkan aset investasi lebih berisiko seperti investasi saham.
Sektor swasta menambah tenaga kerja sekitar 263 ribu pada Maret. Itu berdasarkan data Automatic Data Processing Inc (ADP). Rilis data tenaga kerja ini melebihi perkiraan ekonom sekitar 170 ribu.
Harga emas turun US$ 9,9 atau 0,8 persen ke level US$ 1.248,50 per ounce. Sedangkan harga perak melemah 13 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 18,18 per ounce.