Liputan6.com, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak pemerintah segera menyelesaikan masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak oleh PT Smelting Gresik terhadap 309 pekerja yang sebelumnya melakukan aksi mogok kerja karena diskriminasi upah. Smelting Gresik merupakan pabrik smelter milik Freeport Indonesia yang dioperasikan Mitsubishi.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengungkapkan, penyelesaian masalah PHK sebanyak 309 pekerja PT Smelting Gresik sangat penting. Tak hanya demi menjamin kesejahteraan dan masa depan pekerja, tapi juga demi kelangsungan pabrik pengolahan dan pemurnian sehingga dapat berkontribusi ke negara.
"Pemerintah harus intervensi ke PT Smelting untuk tidak lakukan PHK karena ini satu-satunya pabrik smelter yang ada di Indonesia. Ini aset, kenapa tidak dijaga," tegas Said dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (7/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia menambahkan, buruh yang tergabung di KSPI akan turun ke jalan untuk memperjuangkan hak-hak karyawan yang dipecat secara sepihak. Dalam kasus tersebut, menurutnya, harus ada solusi yang bisa memecahkan persoalan PHK ini.
Said menegaskan, apabila tuntutan para pekerja tidak kunjung dipenuhi, KSPI akan melakukan aksi turun ke jalan, bahkan kalau perlu menginap di beberapa lokasi penting. "Aksi besar-besaran akan kami lakukan pada 12-13 April 2017 di Kementerian ESDM Jakarta, dan PT Smelting Gresik," ujar dia.
Said mengatakan, untuk selanjutnya aksi tersebut akan digelar di beberapa lokasi, antara lain di Kementerian ESDM, Kantor Ditjen Pajak Jakarta Selatan, Gedung MPR/DPR RI, dan Istana Negara. Aksi serupa juga akan dilakukan di Kedutaan Besar Jepang.
"Jika kasus ini berlarut-larut, maka KSPI akan membawa ke internasional melalui mekanisme Application standard committee of International Labor Office, Multi national Enterprise Declaration, dan OECD Guideline," Said mengancam.
Senada, Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Jawa Timur, Pujianto menegaskan, ribuan buruh Jawa Timur siap bergerak ke Gresik pada 12 dan 13 April untuk menuntut PT Smelting segera mempekerjakan kembali 309 orang buruh yang di PHK sepihak. Bukan tidak mungkin, aksi ribuan buruh Jawa Timur ini akan menimbulkan kemacetan di jalan tol menuju Gresik.
Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Logam (PUK SPL) FSPMI PT Smelting, Zainal Arifin menjelaskan, diskriminasi upah yang dipersoalkan adalah soal kenaikan upah pekerja yang hanya 5 persen, sementara untuk level atas, kenaikan upahnya mencapai 170 persen.
PT Smelting merupakan perusahaan yang mengolah sekitar 40 persen konsentrat yang berasal dari PT Freeport Indonesia. Produk tembaga yang dihasilkan di pabrik smelter ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun beberapa negara di Asia Tenggara.
"Produksi perusahaan mencapai 140 ton konsentrat per jam dan menghasilkan sekitar 300 ribu lempeng tembaga dengan kemurnian 99,99 persen," kata Zainal.
Â