Sukses

Tingkatkan Eksplorasi, Pertamina Kembangkan Teknologi Canggih

PT Pertamina terus berupaya memenuhi kebutuhan migas di Indonesia dengan beragam pengembangan teknologi.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina terus berupaya memenuhi kebutuhan migas di Indonesia dengan beragam pengembangan teknologi. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi aplikasi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Beberapa teknologi EOR yang telah dikembangkan saat ini di Pertamina yakni Pengujian Viskositas Lapangan Bantayan, Formulasi Surfaktan SLS untuk Lapangan Rantau, Pre Feasibility Study CO2 EOR Lapangan Sukowati dan Lapangan Tambun, Pre Feasibility Study Steamflood Lapangan Batang, Implementasi software EOR predictive modeling dan pengadaan Lab EOR Tahap 2.

Senior Vice President Development Technology Pertamina, Amran Anwar mengatakan, melalui Upstream Technology Center (UTC), pihaknya terus aktif bekerja sama dengan beragam lembaga penelitian dan perguruan tinggi nasional. Kerjasama penelitian tersebut untuk terus mengembangkan teknologi eksplorasi, produksi Migas dan Panas Bumi.

"Kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga riset terus dilakukan untuk menghasilkan teknologi produksi yang efisien dan tepat guna, serta sesuai dengan kondisi geologi, topografi dan sosial di Indonesia," kata dia, Minggu (10/4/2017).

Tidak hanya teknologi eksplorasi, UTC juga melakukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi Hulu Migas lainnya di Pertamina. Yakni Aplikasi Passive Seismik yang sudah diterapkan di Lapangan Pertamina EP-Asset 2 dan 5. Dia menjelaskan, aplikasi ini berguna untuk membantu mengidentifikasi Pool Hydrocarbon.

Selain itu, Aplikasi Pintar yang dilakukan di Lapangan Pertamina Hulu Energi – Echo Field dengan menggunakan remote control system via satelit untuk mengontrol parameter System Lift pada Offshore Platform. "Masih banyak aplikasi lain yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kinerja hulu migas Pertamina," ujar dia.

Lebih lanjut disebutkan, beberap penelitian dalam teknologi eksplorasi dan produksi Migas, yakni pembuatan piranti lunak pemodelan cekungan, pengembangan perangkat lunak 4 D Microgravity, Riset terapan studi kelayakan pemanfaatan bahan kimia untuk EOR dari limbah Kelapa Sawit. "Semua penelitian ini kami yakini akan berkontribusi pada langkah Pertamina mendukung peningkatan produksi Migas Nasional," lanjut Amran.

Dalam kesempatan tersebut, dia menyebutkan, ada beberapa temuan baru yang perlu diproses hak paten. Salah satunya pengembangan metode penemuan Hydrocarbon Thermal Anomaly Based on Conductivity (PERTABOCsy). "Hak paten ini penting untuk melindungi setiap karya inovasi atau kreasi intelektual," ujar dia memungkasi. (Panji Prayitno)