Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengintegrasikan jalan tol Merak-Tangerang dengan Tangerang-Jakarta. Integrasi itu menjadikan fungsi Gerbang Tol Karang Tengah kini ditiadakan.
Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna memastikan integrasi ini akan membuat alur kendaraan di ruas tol tersebut lebih lancar. Ini menjadi bagian rencana jangka panjang pemerintah dalam mengintegrasikan seluruh tol di Trans Jawa.
Herry menyarankan, meski kini jalur tol tersebut sudah lancar, namun masyarakat dihimbau untuk menjadikan jalan tol itu sebagai pilihan melintas, bukan sebagai kewajiban.
Baca Juga
"Artinya kita harus manfaatkan jalan atau jaringan yang sudah dibangun selama ini. Jadi [jalan tol]( 2915512 "") itu bukan satu-satunya moda transportasi yang bisa dimanfaatkan selain tol ada jalan arterinya," kata Herry saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Tak hanya itu, Herry juga menghimbau bagi para pengguna tol untuk memilih menggunakan transaksi non tunai. Jika hal itu tidak dilakukan, maka di beberapa pintu keluar ke depannya kembali akan ada kemacetan.
Selain itu, penggunaan angkutan umum juga bisa menjadi solusi warga jika tidak ingin terlibat kemacetan di jalan tol. "Itu kan akan mengurangi jumlah kendaraan. Sekali lagi saya sampaikan tol punya kapasitas jadi tidak bisa semua masuk tol," tegas dia.
Herry menilai pengelolaan jalan tol di kota-kota besar, seperti di Jakarta memang tidak mudah. Percepatan pertumbuhan kendaraan tidak bisa diimbangi dengan peningkatan kapasitas jalan.
Dia pun memastikan terus berupaya mencari konsep demi mengurai kemacetan yang terjadi di gerbang tol. Salah satunya yang dilakukan per kemarin, yaitu penghapusan pintul tol Karang Tengah. (Yas/nrm)
Advertisement