Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Kalimantan Selatan tidak lagi bergantung pada hasil pertambangan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Sebagai gantinya, wilayah ini diminta mengembangkan sektor pertanian.
Jokowi mengungkapkan, walaupun sempat terkena dampak penurunan harga komoditas di pasar dunia, pertumbuhan ekonomi kalimantan Selatan mengalami perbaikan di 2016.
Ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada tahun lalu yang sebesar 4,38 persen, naik dibandingkan 2015 yang berada pada angka 3,84 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Ini sebuah hal yang baik. Dan ekspor komoditas andalan di provinsi Kalimantan Selatan seperti batu bara, CPO, Karet harganya mulai sedikit naik, ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kontribusi ekspor netto di 2016, mengalami kontraksi lebih dari 5 persen dari tahun sebelumnya," ujar dia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/4/2017).
Namun, lanjut Jokowi, ketergantungan Kalimantan Selatan pada ekspor komoditas bahan terutama pada pertambangan selama ini sangat rentan berdampak pada ekonomi.
Mengacu pada data, 20,8 persen perekonomian Kalimantan Selatan berasal dari kontribusi sektor pertambangan.
"Itu ketergantungan pertambangan harus sedikit-sedikit dikurangi dengan menggeser ke arah pengembangan sektor unggulan seperti pertanian, kehutanan, perikanan serta industri pengolahan," kata Jokowi.
Terkait dengan pengembangan sektor pertanian dan perkebunan, Jokowi meminta agar fokus pada pengembangan produk unggulan daerah dan penyiapan infrastruktur penunjangnya.
"Saya ingatkan agar pengembangan sektor pertanian, perkebunan harus betul-betul terintegrasi dengan industri pengolahan sehingga memiliki multiplier effect yang lebih besar untuk daerah," dia menandaskan.
Â