Sukses

RI Target Campur Biofuel ke Pesawat pada 2025

Penggunaan bahan bakar alternatif biofuel itu untuk mengurangi pencemaran di udara.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menggunakan bahan bakar alternatif berbasis biofuel pada pesawat. Rencananya, porsi biofuel akan mencapai 5 persen pada 2025.

Perwakilan Indonesia pada Committe on Aviation Enviromental Protection (CAEP) Yusfandri Gona mengatakan, hal tersebut merupakan upaya Indonesia untuk mengurangi pencemaran di udara. Penggunaan biofuel akan dilakukan secara bertahap.

"Ada alternatif fuel jadi bahan bakar berbasis bio kemudian menggantikan bahan bakar konvensional. Tapi kami merencanakannya pencampurannya itu 2 persen di 2016, kemudian 3 persen di 2020, kemudian 5 persen di 2025," kata dia di Hotel Mandarin Jakarta, Senin (10/4/2017).

Namun penggunaan bahan bakar itu hingga saat ini belum terealisasi. Saat ini tengah berlangsung tahap penelitian dan pengembangan.

"Sekarang masih dalam tahap research dan development. Jadi belum ada yang kami gunakan secara voluntary maupun secara komersial," ujar dia.

Saat ini, dia menuturkan, Indonesia tengah mengurangi pencemaran di udara tersebut dengan beberapa langkah. Di antaranya, penggunaan armada atau pesawat baru, lalu mengusung bandara dengan konsep green airport. Tak sekadar itu, langkah lain yang dilakukan ialah efisiensi rute.

"Kami masih mencoba mereduksi dengan bermacam macam mitigasi action tadi. Seperti armada yang baru, green airport, renewable energi kami masang solar panel di beberapa airport, kemudian efisiensi rute," ungkap dia.

Dia bilang International Civil Organization (ICAO) sendiri memasang target yakni tidak ada penambahan karbon di udara pada 2020.

"Sebenarnya untuk tahun 2020 itu, global scheme dari ICAO itu adalah netral. Jadi tidak ada penambahan karbon di udara dengan bermacam-macam aksi yang dilakukan. Seperti untuk pesawat yang baru dengan teknologi yang relatif baru. Kemudian juga ada operational efficiency," ujar dia.

 

Â