Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan komitmennya untuk mendukung proyek pemerintah, salah satunya Light Rail Transit (LRT). Bank Mandiri ingin ikut andil dalam pembiayaan proyek ini.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan dari kontrak pembangunan sebesar Rp 23,3 triliun, sebagian besar pendanaannya akan melalui mekanisme pinjaman perbankan.
Baca Juga
Adapun perbankan yang diperintahkan pemerintah untuk menjadi penyedia pinjaman adalah bank-bank BUMN, seperti Bank Mandiri, BNI dan BRI. Selain itu akan berpartisipasi dalam pendanaan juga Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Advertisement
"Dari sisi perbankan kita isi loan-nya kan, tergantung project cost, mungkin rangenya Rp 16-18 triliun rangenya dari perbankan," tegas Kartika di Hotel Ritz Carlton, Pasific Place, Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Dari total pinjaman yang akan difasilitasi perbankan BUMN tersebut, Kartika mengungkapkan Bank Mandiri akan mengambil peran pendanaan sekitar 30 persen.
"Itu tidak sekaligus di awal, tapi bertahap selama 3 tahun. Kalau jadi kita porsinya 25-30 persen lah, BNI BRI plus SMI," tegas Kartika.
Seperti diketahui, pemerintah telah merubah Perpes mengenai pendanaan proyel LRT tersebut. Sebelumnya, proyek ini akan didanai dari APBN. Namun setelah melihat perkembangan, APBN tidak cukup mampu untuk menyelesaikan proyek yang ditargetkan selesai pada 2019 itu. Alhasil pemerintah membuka opsi pendanaan melalui perbankan.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, sebagai kontraktor telah menandatangani kontrak LRT ini pada awal Maret 2017 dengan nilai kontrak Rp 23,3 triliun. Adapun nilai kontrak Rp 23,3 triliun tersebut telah mencakup pengerjaan tahap pertama, yang meliputi tiga lintas layanan, yakni Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas sepanjang 43,5 kilometer (km).