Liputan6.com, Jakarta Tak pernah terpikirkan di benak Toton Januar menjadi seorang desainer. Jangankan menjadi seorang desainer yang namanya sudah terkenal di seluruh dunia, Toton pun tak pernah berniat menjadi seorang fashion desainer.
Meski sang ibu adalah seorang penjahit baju, yang berarti tak begitu jauh dengan profesinya sekarang, ayah Toton yang seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) melarangnya untuk menjadi seorang fashion desainer.
Baca Juga
Designer of the Year Jonathan Anderson Bakal Absen dari Milan dan London Fashion Week 2025, Ada Apa?
Desainer Debby Fauziyanto Bawa Batik Kreasinya ke Panggung Fashion Show Spotlight: Cultural Fusion 2024
Keren, 10 Desainer Indonesia-Eropa Kolaborasi Bikin 5 Produk Inovatif Ramah Lingkungan dari Limbah Kaki Ayam hingga Kotoran Sapi
"Bapak saya ABRI, saya tidak boleh mendekati dunia yang bersifat wanita. Tapi kalau sudah panggilan hidup, itu tak bisa dibohongi," tutur Toton di acara Entrepreneurs Wanted yang diadakan oleh Kantor Staf Presiden di SMK 3 Denpasar, Bali, Kamis (20/4/2017)
Advertisement
Toton menganggap menjadi fashion designer adalah panggilan hidupnya. Karena dia mengaku tak pernah terbayang punya profesi seperti itu sekarang. "Awalnya tidak ingin jadi desainer, karena tidak tahu," katanya.
Toton mengambil kuliah penyiaran di Universitas Indonesia. Singkat cerita, dunia desain mulai memanggil Toton, hingga akhirnya dia meneruskan kuliahnya ke New York dan mulai menggeluti bisnis menjadi fashion designer pada 2012.
Toton pun melambung dengan label namanya sendiri, Toton. Namanya mulai dikenal setelah mengikuti beberapa event akbar fashion nasional, salah satunya Jakarta Fashion Week.
"Kemudian kami diundang di Indonesia Fashion Forward. Kita digembleng ikut pasar internasional, kita dipersiapkan untuk benar-benar jadi brand yang tidak hanya membuat baju sebenarnya, jadi harus punya visi, misi," jelas dia.
Toton juga mulai ikut acara-acara fashion internasional. Beberapa kali juga dia mengikuti lomba fashion internasional dan mewakili Indonesia di mata dunia.
"Toton berdiri karena kecintaan kami pada budaya Indonesia," tutupnya.