Liputan6.com, Jakarta Nama Toton Januar sudah malang melintang di dunia fashion tanah air. Dia memulai semua dari nol hingga menjadi fashion desainer yang sukses.
Di acara Entrepreneurs Wanted yang digelar Kantor Staf Presiden di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Denpasar, Bali, Toton berbagi cerita sukses dan bisnisnya di depan murid-murid SMK.
"Awalnya saya tidak mau jadi desainer, karena tidak tahu," kata dia membuka pembicaraan.
Advertisement
Di depan siswa yang kebanyakan jurusan tata busana, Toton berbagi cerita menjadi seorang fashion desainer juga memiliki suka dan duka. Sama dengan yang profesi kerja yang lain, menjadi desainer menuntut kerja keras. "Kita dituntut harus kreatif," ujar dia.
Baca Juga
Satu hal penting yang ia tekankan jika ingin terjun ke dunia fashion desainer adalah soal nilai yang diberikan kepada masyarakat.
Tak sekadar produk yang dihasilkan, menurutnya, produk yang dibuat adalah cerminan dari apa yang terjadi di masyarakat.
"Kita bereaksi pada kejadian di dunia, pergeseran budaya, ekonomi. Dan kita sebagai orang fashion mencoba untuk menyodorkan alternatif. Itu kerjaan utama sebagai fashion desainer," paparnya.
Dia bilang, seorang desainer dikenal karena karyanya. Toton lewat label yang sama dengan namanya sendiri mengedepankan produk yang mengandung kearifan lokal.
Dia mengklaim bahwa dirinya tidak seperti fashion desainer lain yang berkiblat pada mode fashion di barat.
"Toton berdiri karena kecintan kami pada budaya Indonesia. Dari awal itu kekayaan budaya yang diolah kembali," tutur dia.
Dari situ namanya melambung dan memenangkan lomba di tingkat nasional hingga internasional.
Terakhir, dia berpesan, jangan takut untuk menjadi fashion desainer jika punya kekhawatiran ruang lingkup kerja yang sempit.
"Belajar menjadi fashion desainer itu tak hanya jadi fashion desainer, tapi bisa jadi fashion stylist, editor, fotografer, jadi ruang lingkupnya luas," tutup dia.
Â