Sukses

10 Buku Favorit Para Miliarder hingga Presiden AS

Pengusaha hingga presiden memiliki buku favoritnya. Ingin tahu apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Jika buku yang Anda baca menggambarkan diri Anda, demikian juga dengan buku yang dibaca orang kaya dan terkenal ini.

Mulai dari pengusaha, penguasa media, bintang film internasional, dan presiden pasti memiliki buku favoritnya. Buku favorit mereka siapa tahu juga dapat menarik perhatian Anda.

Berikut sejumlah buku pilihan yang ingin meningkatkan kualitas hidupnya dari sejumlah tokoh terkenal seperti dikutip dari laman Wisebread, seperti ditulis Rabu (26/4/2017).

1. Mark Cuban- The Foundtainhead oleh Ayn Rand

Pengusaha Mark Cuban sangat menyukai buku The Foundtainhead. Bahkan dia menamai kapal pesiarnya dengan judul buku itu.

Penulis Ayn Rand, adalah seorang tokoh polarilisasi dalam dua politik. Buku dan pandangan hidupnya sering diadopsi oleh politisi sayap kanan dan libertarian.

Filosopi dasarnya berkisar pada kekuatan individu, dengan mengejar kebahagiaan untuk mencapai tujuan moral kehidupan.

The Fountainhead pertama kali diterbitkan pada 1943. Ceritanya berpusat pada seorang arsitek muda yang bertempur melawan standar konvensional dan menjadi klasik sastra modern.

Berbicara tentang buku itu, Cuban menuturkan, ia akan membaca buku itu ketika membutuhkan motivasi.

Namun kalau saya membacanya terlalu jauh maka saya terlalu banyak motivasi sehingga memilih meletakkannya.

2. Jeff Bezos-The Remains of The Day oleh Kazuo Ishiguro

Pendiri dan CEO Amazon, Jeff Bezos, mengejutkan dengan The Remains of the Day sebagai pilihan buku favoritnya. Kazuo Ishiguro yang menulis buku The Remains of the Day bercerita soal pelayan. Dalam kasus itu, pelayan itu adalah kepala pelayan Inggris bernama Stevens.

Kepala pelayan tua itu harus menghadapi beberapa masalah penting dari masa lalunya, sambil mempertahankan perilaku tabah dan “benar”. Pada 1993, buku itu kemudian difilmkan yang diperankan oleh Sir Anthony Hopkins dan Emma Thompson.

Berbicara tentang buku itu, Bezos menuturkan, ia belajar soal kehidupan dan tentang penyesalan. Ia menuturkan, Anda tidak bisa tidak pergi dan berpikir.

3. Mark Zuckerberg- The Aeeneid oleh Virgil

Ditulis antara 28-19 sebelum masehi, The Aeneid menceritakan kisah legendary Aeneas, sebuah Trojan yang melakukan perjalanan ke Italia dan menjadi nenek moyang orang Romawi. The Aeneid dianggap sebagai sastra klasik Italia.

Mark Zuckerberg mengetahui buku tersebut saat belajar bahasa Latin di sekolah menengah atas (SMA). Ia menuturkan, buku itu tidak mengenal batas waktu dan kebesaran.

4. Oprah Winfrey- To Kill a Mockingbird oleh Harper Lee

Jika Anda pernah membutuhkan alasan membaca karya sastra, ini adalah buku favorit Oprah Winfrey. To Kill a Mockingbord mencakup tiga tahun dalam kehidupan Scout Finch, gadis berusia delapan tahun, saudara laki-lakinya Jem, dan ayah mereka Atticus seorang pengacara.

Diceritakan melalui mata Scout, ini adalah kisah kebaikan, kekejaman, dan akar perilaku manusia yang penuh kasih. "Saya membacanya di kelas delapan dan sembilan. Saya mencoba mendorong untuk anak-anak lain membacanya,” ujar dia.

5. Elon Musk- The Foundation Trilogy oleh Isaac Asimov

Pendiri dan CEO space Exploration Technogies Corp Elon Musk memiliki buku favorit yang ditulis dari penulis fiksi ilmiah terkenal Isaac Asimov. Serial buku the Foundation Trilogy ini berkisah seputar matematikawan Hari Seldon yang menghabiskan seluruh hidupnya mengembangkan cabang matematika yang dikenal sebagai psychohistory.

Musk menuturkan, pelajaran sejarah akan menunjukkan peradaban bergerak dalam siklus. Mungkin ada sejumlah rangkaian peristiwa yang menyebabkan tingkat teknologi menurun. Seri buku ini memiliki pengaruh besar dalam pemikiran Musk tentang dunia.

2 dari 2 halaman

Bill Gates

6. Bill Gates- The Catcher in the Rye oleh JD Salinger

Berlatar belakang tahun 1950, The Catcher in the Rye diceritakan oleh seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Holden Caulfield yang sedang menjalani perawatan di institusi mental. Dia menceritakan kisah dua hari dalam hidupnya.

Namun ada makna lebih dalam di sini, yaitu isu seputar tumbuh dewasa dan menghindari tekanan kedewasaan. "Ini buku favorit saya. Ini mengakui bahwa orang muda sedikit bingung, tapi bisa pintar, dan melihat hal-hal yang orang dewasa tidak," ujar Gates.

7. Michael Bloomberg- The Honourable School oleh John Le Carre

John Le Carre adalah seorang penulis novel spionase yang sangat dihormati dan telah menulis karya klasik antara lain The Spy Who Came in From the Cold, Tinker Tailor Soldier Spy, dan The Constant Gardener.

The Honourable Schoolboy menceritakan kisah George Smiley yang harus merekonstruksi dinas intelijen dan menjalankan operasi spionase. “Ini 600 halaman, sebagian besar deskripsi, hampir tidak ada yang terjadi tetapi menarik,” ujar Bloomberg.

8. Richard Branson- Stalingrad: The Fateful Siege 1942-1943 oleh Antony Beevor

Pendiri merek Virgin Brand, Richard Branson memilih buku tersebut yang menceritakan pertempuran paling mengerikan pada Perang Dunia II.

9. Beyonce- What Will It Take to Make a Woman President-Marianne Schnall

Buku karya Schanall itu menceritakan sebuah pertanyaan yang diajukan oleh anak perempuan berusia 8 tahun. “Mengapa kita tidak pernah memiliki seorang presiden wanita?” Pertanyaan itu ia tidak tahu jawabannya. Kemudian dia bertanya kepada Sheryl Sandberg, Maya Angelou, Gloria Steinem, Nancy Pelosi, Nicholas Kristof, dan Melisaa Etheridge.

"Ini ada koleksi wawancara dan esai oleh wanita hebat. Mereka akan menginspirasi Anda untuk menjadi pemimpin lebih baik," kata Beyonce.

10. Presiden AS Donald Trump- The Power of Positive Thinking oleh Norman Vincent Peale

Akhir-akhir ini ada yang mengatakan kalau presiden ke-45 AS ini kurang membaca. Namun Trump memiliki buku yang memiliki efek mendalam bagi dirinya dan kerajaan bisnisnya.

Penulis buku internasional terbaik Norman Vincent Peale bicara soal iman, spritualitas, dan kekuatan pikiran mendorong untuk Anda maju. Melalui latihan sederhana, doa setiap hari, Anda bisa menghilangkan semua pemikiran negatif yang menghalangi untuk capai kebahagiaan dan kesuksesan yang layak Anda dapatkan.

Presiden Trump membaca buku the Power of Positive Thinking ketika dia terjebak utang miliaran dolar AS, dan mengubah hidupnya. "Ayah saya berteman dengan Norman Vincent, dan saya telah membaca bukunya yang terkenal the Power of Positive Thinking," ujar Trump.

Ia menuturkan, pihaknya menolak berpikiran negatif pada tingkatkan mana pun. Menurut Trump itu pelajaran yang bagus.