Liputan6.com, Jakarta - Abdulah, salah satu karyawan ISS Indonesia yang ditempatkan sebagai petugas kebersihan (cleaning) di Kereta Api Sribilah Medan-Rantauprapat, bekerja seperti biasa pada pertengahan 2016 lalu.
Setelah seluruh penumpang turun, pria yang masuk ke ISS pada medio 2012 tersebut membersihkan gerbong kereta. Saat memeriksa kolong kursi satu persatu untuk memastikan tidak ada sampah yang tertinggal, ia menemukan sebuah tas berwarna merah muda.
Semula ia mengira tas itu hanyalah tas makeup. Namun ternyata setelah ia buka isinya justru bukan alat makeup. "Ada bertumpuk-tumpuk uang di dalam tas tersebut," ujar dia dalam dalam acara ISS Media Experience 2017, Rabu (26/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Lulusan SMA ini pun segera menghubungi penyelia (supervisor). Bersama dengan penyelianya, dia membawa tas tersebut ke Polisi Khusus Kereta Api. Setelah dihitung, dalam tas tersebut berisi uang Rp 30 juta.
Tak lama kemudian, pemilik tas tersebut pun menghubungi pihak Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menanyakan perihal tas yang ketinggalan. Tas merah muda pun selamat kembali ke pemiliknya tanpa ada kekurangan.
Abdulah mengungkapkan alasan ia memilih untuk melaporkan temuannya tersebut ke penyelianya. "Almarhum Uwak saya pernah bilang, janganlah kamu mencuri karena berdosa, jujurlah karena akan merasa aman dan nyaman," tutur dia.
Menemukan uang hingga jutaan rupiah tak hanya dialami oleh Abdulah. Lukman Hamzah pun mengalami hal yang sama.
Karyawan ISS Indonesia yang mendapat tugas sebagai petugas kebersihan di kereta api rute Medan-Binjai ini pun pernah menemukan uang Rp 12 juta yang dibungkus plastik di bawah kursi penumpang.
Lukman bercerita, saat membersihkan gerbong, lulusan SMA ini melihat ada bungkusan plastik di bawah kursi. Ia pun segera menyapunya, tetapi bungkusan tersebut ternyata lebih berat dari perkiraan. Segera ia ambil dan buka plastik berwarna biru itu.
Kaget pun menyergapnya karena plastik itu bulan berisi sampah tetapi uang. Ia pun segera menghubungi team leader. Bersama team leader ia melaporkan temuan tersebut ke petugas keamanan kereta.
"Uang itu bukan milik saya," jawab Lukman saat ditanya mengapa ia memilih melaporkan temuan tersebut ke team leader.
EVP Head of Regional Management Bendady Hindom Pramono menjelaskan, ISS Indonesia selalu menekankan prinsip kejujuran kepada seluruh karyawan. Prinsip tersebut memang ditanamkan dari kantor pusat di Denmark. "Oleh regional masing-masing kemudian disesuaikan dengan budaya setempat," kata dia.
Bendady pun mencontohkan, jika penumpang di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta ketinggalan barang di toilet, maka akan selalu bisa kembali tanpa kekurangan satu pun. Saat ini ISS Indonesia memang menjadi mitra dengan Angkasa Pura II dalam mengelola terminal tersebut.
Hal tersebut juga diamini oleh Director of Airport Services And Facility Angkasa Pura II Ituk Herarindri. "Kejujuran pegawai ISS Indonesia sangat tinggi. Jika penumpang ada kehilangan dompet atau handphone pasti kembali," kata dia.