Sukses

RI Ajak Negara ASEAN Lawan Kampanye Hitam Kelapa Sawit

Hasil kelapa sawit dari Indonesia akhir-akhir ini menerima banyak sekali kampanye hitam.

Liputan6.com, Manila - Kerja sama perdagangan di kawasan negara-negara anggota IMT-GT (Indonesia,Malaysia, Thailand - Growth Triangle) memiliki potensi besar karena mencapai US$ 416 miliar atau 18,3 persen dari total perdagangan ASEAN.

Potensi ini juga didukung oleh rata-rata pertumbuhan ekonomi dari 2010-2015 adalah 6,9 persen. "Ini juga merupakan angka yang cukup tinggi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Minggu (30/4/2017).

Sementara itu, total populasi di kawasan ini sekitar 81 juta penduduk atau sekitar 13 persen dari total populasi ASEAN. "Dari segi labour force terdapat 38,3 juta yang berarti bahwa 12,2 persen dari total labour force ASEAN," tutur Retno.

Bila melihat kondisi alam dari kawasan ini, maka kerja sama yang dapat dikembangkan adalah di bidang perkebunan. "Ini juga merupakan basis dari perkebunan kelapa sawit," kata Retno.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan KTT IMT-GT ke-10 di Philippine International Convention Center (PICC) Manila, Filipina, Sabtu 29 April 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kawasan ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didukung oleh sektor perkebunan di antaranya kelapa sawit.

Retno juga menjelaskan akhir-akhir ini hasil kelapa sawit dari Indonesia menerima banyak sekali kampanye hitam.

"Contoh terakhir adalah resolusi parlemen Eropa mengenai kelapa sawit yang sangat diskriminatif. Antara Indonesia dan Malaysia kami sudah membentuk apa yang dinamakan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC)," ucap Retno.

Oleh karena itu, dalam KTT tersebut, Presiden Jokowi mengajak Thailand bergabung dengan Indonesia dan Malaysia di dalam konteks CPOPC dan bersama-sama untuk melawan kampanye hitam yang dilakukan oleh berbagai pihak terhadap kelapa sawit.

"Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tadi didukung sepenuhnya oleh PM Malaysia. Sebelumnya waktu di KTT ASEAN, PM Malaysia juga sudah sempat menyebut mengenai masalah perlunya kita untuk melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit," kata Retno.

KTT ini dihadiri oleh Presiden Jokowi, PM Malaysia Najib Tun Razak dan PM Thailand Prayuth Chan-o-cha.

 

Â