Sukses

Denmark Komitmen Investasi di Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Indonesia mempunyai 16 titik wilayah yang punya potensi besar untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga angin.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Denmark sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang energi, salah satunya untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin. Hal tersebut merupakan hasil pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dengan Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Ulla Tornaes.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, Indonesia mempunyai 16 titik wilayah yang punya potensi besar untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga angin. Hal ini yang nantinya diharapkan bisa digarap bersama-sama dengan Denmark.

"Baru diserahin (peta potensi energi angin). Yang penting kita itu yang pasti punya potensi lumayan. Sementara ini 16 (titik) angin, saya belum lihat," ujar dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Dari 16 titik tersebut, lanjut Rida, pemerintah Indonesia dan Denmark akan fokus pada 10 titik terlebih dulu lantaran dianggap paling potensial. Namun dia belum mau menyebut secara detail 10 titik lokasi tersebut.‎

"Di seluruh Indonesia surveinya, tapi dia kejar 10 lokasi yang paling potensial. Nah itu yang harus kita lihat dulu. Saya pikir tadi udah di situ," kata dia.

Menurut Rida, hingga saat ini Denmark telah menanamkan investasinya di pembangkit listrik tersebut untuk sejumlah wilayah, seperti di Solo, Jawa Tengah yang ditargetkan selesai pada 2018. Selain itu, ada juga sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga angin yang tengah bangun seperti di Jeneponto dan Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan.‎

‎"Loh sudah jalan malah, Solo, Jeneponto, di Sidrap. (Kapasitas) 75 MW sama 70 MW‎. Sidrap itu 75 MW. Solo itu sudah ditandatangan dengan Denmark, tahun 2018 mungkin jadi," tandas dia. (Dny/Gdn)