Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengimbau kepada pemerintah untuk menjaga harga-harga bahan pangan menjelang puasa dan Lebaran.
Daging sapi dan daging ayam menjadi komoditas bahan pangan yang harus diwaspadai pemerintah, mengingat kecenderungan harga kedua komoditas tersebut akan naik saat puasa dan Lebaran karena permintaan meningkat.
Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, ada sumbangan inflasi dari kenaikan harga daging ayam ras di April ini sebesar 0,02 persen dari realisasi inflasi bulan keempat sebesar 0,09 persen. Kekhawatirannya harga daging ayam dan daging sapi akan terus merangkak naik saat puasa dan Lebaran.
Advertisement
"Biasanya kalau puasa dan Lebaran, daging ayam dan daging sapi harganya naik. Tapi mudah-mudahan bisa dikendalikan," ujar Kecuk saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Menurutnya, pengendalian harga bahan pangan sangat penting dilakukan pemerintah untuk menetralkan penyesuaian kenaikan tarif dasar listrik golongan 900 VA di awal Mei 2017. Harga-harga barang yang diatur pemerintah (administered prices) merupakan faktor pendorong inflasi di tahun ini.
Baca Juga
"Penyebab utama inflasi di tahun ini adalah administered prices, salah satunya tarif dasar listrik. Penyesuaian tarif listrik di Mei ini, dampak besarnya akan lebih terasa di Juni karena pelanggan yang terkena imbasnya pelanggan pascabayar, di mana penggunanya banyak dan rata-rata konsumsi listriknya tinggi," jelas Kecuk.
Oleh karena itu, dia menambahkan, satu-satunya kunci untuk mengendalikan laju inflasi sesuai target pemerintah sampai akhir tahun sebesar 4 persen adalah menjaga stabilitas harga bahan pangan.
"Kuncinya apakah pemerintah mampu mengendalikan harga pangan di Mei-Juni. Komitmennya bikin bahan makanan deflasi. Jadi semua sekarang mulai ngirit bahan makanan, tidak makan ayam dan tidak makan daging sapi," tukas Kecuk.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai capaian inflasi di bulan keempat sebesar 0,09 persen masih dalam perkiraan pemerintah. Termasuk untuk realisasi inflasi tahun ke tahun yang sebesar 4,17 persen.
"Penyumbang inflasi kan ada dua kelompok, yakni kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar; serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Jadi inflasi bulan ini cukup baik lah, masih dalam range yang kami harapkan," terang Darmin.
Darmin menjelaskan, pemerintah menyesuaikan tarif listrik 900 VA sejak awal tahun dengan tujuan pengalokasian subsidi yang tepat sasaran. Artinya kelompok masyarakat miskin tetap bisa menikmati listrik, sementara subsidi untuk rumah tangga mampu dicabut.
"Kenaikan tarif listrik 900 VA kan sudah dimulai sejak awal tahun, termasuk yang sekarang ini. Pemerintah maunya yang dapat subsidi itu benar-benar kelompok tidak mampu," paparnya. (Fik/Gdn)