Liputan6.com, Jakarta - Indonesia, khususnya Nusa Dua, Bali akan menjadi tuan rumah acara tahunan Dana Moneter Internasional (International Moneter Fund/IMF) dan World Bank (Bank Dunia) pada 12-14 Oktober 2018. Berbagai persiapan telah dilakukan pemerintah sejak jauh-jauh hari demi kelancaran pertemuan para Menteri Keuangan (Menkeu) dan Gubernur Bank Sentral se-dunia.
Simak Pula
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Annual Meeting IMF-World Bank 2018 sudah menggelar beberapa kali rapat koordinasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengevaluasi persiapan ini melalui rapat terbatas di Istana Negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, rapat koordinasi maupun rapat terbatas yang dilakukan pemerintah membahas berbagai persiapan pertemuan tahunan ini, seperti agenda sidang-sidang, hotel, tujuan wisata, dan lainnya.
"Persiapannya sidang-sidang, hotel, urusan tujuan wisata, dan persiapan macam-macam," ucap Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Darmin memperkirakan, acara pertemuan tahunan IMF-World Bank tahun depan akan menelan anggaran sekitar Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2017-2018 yang ada di pos Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan.
"Seluruhnya (anggaran) mungkin sekitar Rp 1 triliun. Itu (dana) sudah mulai dari sekarang, ada yang dari Kementerian PUPR, Pariwisata, Perhubungan," dia menjelaskan.
Dirinya mengaku, anggaran sekitar Rp 1 triliun itu digunakan untuk persiapan acara IMF-World Bank, termasuk membangun infrastruktur di Bali. Sebagai contoh membangun underpass atau terowongan Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali.
"Itu (Rp 1 triliun) paling banyak buat bangun underpass, jalan, supaya lalu lintas tidak macet. Kalau hotel bukan tanggungan pemerintah, dibayar mereka (peserta) sendiri, yang datang kan Gubernur Bank Sentral, Menkeu, orang-orang IMF, mereka kan punya duit, orang-orang kaya yang datang," papar dia.
Darmin menuturkan, peserta IMF-World Bank tahun depan akan diikuti sekitar 15 ribu orang. Terdiri dari Menkeu, Gubernur Bank Sentral dari seluruh dunia, pejabat IMF dan World Bank, serta lainnya.
"Ada 15 ribu peserta, petinggi dari seluruh dunia yang datang. Harga hotel tiket pasti naik, dan prediksi saya hotel di Bali setahun sebelumnya akan full booked. Bukan biaya, malah duit yang datang karena pasti akan ada pemasukan yang besar," tandas Darmin.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan disela-sela pertemuan IMF-World Bank, pemerintah akan menggelar promosi kebudayaan dan pariwisata yang dikemas dalam acara bertajuk Voyage to Indonesia (VTI).
Dalam kesempatan tersebut delegasi Indonesia akan memperlihatkan kemajuan serta pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan Indonesia lebih dari satu dekade. Voyage to Indonesia juga menjadi ajang untuk memperkenalkan potensi pariwisata baru Indonesia.
"Ini adalah program bagaimana menunjukkan bahwa Indonesia dan ASEAN itu telah moving forward dan sangat jauh berbeda dengan pada waktu krisis 1997," kata dia di Bank Indonesia, Jumat (28/4/2017).
Dalam Voyage to Indonesia akan digelar berbagai workshop maupun seminar internasional maupun nasional dengan mengusung berbagai topik kemajuan ekonomi di kawasan ASEAN. Diharapkan, ini akan bisa memperlihatkan secara jelas perkembangan ekonomi yang telah terjadi di kawasan ASEAN.
"Dalam Voyage to Indonesia juga dilakukan berbagai kegiatan promosi perdagangan dan investasi dalam berbagai daerah baik di Indonesia ataupun di luar negeri," tutur Perry.
Pemerintah juga tengah memantau kesiapan 10 tujuan pariwisata baru yang akan dipromosikan dalam acara tersebut. Beberapa di antaranya adalah Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Raja Ampat Papua dan Tanah Toraja Sulawesi Selatan.
Baca Juga
(Fik/Gdn)