Sukses

Harga Emas Tertekan Usai Rilis The Fed dan Data Ekonomi

Harga emas turun dipengaruhi dua sentimen yaitu rilis data ekonomi Amerika Serikat yang positif.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas merosot hingga di bawah level harga rata-rata dalam 50 hari. Penurunan harga emas imbas dari rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) the Institute for Supply Management (ISM).

ISM menyatakan untuk indeks non manufaktur berada di level 57,5 persen pada April 2017. Angka ini naik dari periode Maret di kisaran 55,2 persen. Konsensus analis perkirakan indeks non manufaktur bakal turun menjadi 56,1 persen.

Dengan indeks non manufaktur di atas 50 menunjukkan tanda pertumbuhan ekonomi. Ini menjadi indikator berapa besar dan kecil perubahan aktivitas ekonomi.

"Pada April sektor non manufaktur mencerminkan pertumbuhan yang kuat usai melambat pada bulan sebelumnya. Komentar responden sebagian besar positif mengenai kondisi bisnis dan ekonomi secara keseluruhan," tulis dalam laporan ISM, seperti dikutip dari laman Kitco, Kamis (4/5/2017).

Menjelang laporan itu, harga emas sempat berada di level terendah. Harga emas pun terus berjuang di tengah rilis pertumbuhan sektor tenaga kerja di swasta.

Harga emas untuk pengiriman Juni turun 0,5 persen menjadi US$ 1.250,20 per ounce.

Terkait rilis data ekonomi lainnya, indeks aktivitas bisnis naik 3,5 poin menjadi 62,4 persen. Indeks pesanan baru naik menjadi 63,2 persen. Angka ini lebih tinggi ketimbang Maret di kisaran 58,9 persen.

Selain itu, pasar juga sedikit bereaksi terhadap keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga di kisaran 0,75 persen-1 persen. Ini sesuai dengan harapan pelaku pasar.

Harga emas akan tertekan bila bank sentral AS tetap menaikkan kembali suku bunganya pada 2017. The Federal Reserve menyatakan pihaknya akan tetap menaikkan suku bunga sambil mencermati perkembangan data ekonomi.

The Federal Reserve menilai fundamental ekonomi masih kuat di tengah rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 0,70 persen, dan cenderung melambat. Namun, data tenaga kerja dinilai masih kuat.

Pasar pun juga akan mencermati laporan gaji di sektor non pertanian pada Jumat pekan ini.

 

Â