Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang membangun tiga proyek besar di sepanjang koridor Jakarta Cikampek. Pembangunan ketiga proyek yang dilakukan bersamaan tersebut memberikan dampak pada kelancaran arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek memang merupakan salah satu jalur transportasi strategis. Sebagai penunjang distribusi arus barang dan jasa baik yang menuju maupun keluar Jakarta dari Jawa Barat dan berlanjut dari atau ke Jawa Tengah, Jawa Timur dan seterusnya.
Advertisement
Baca Juga
Beban lalu lintas yang dihadapi Jalan Tol Jakarta Cikampek saat ini sangat tinggi. Kepadatan kerap terjadi di jalan tol yang  Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) mencapai 590 ribu kendaraan.
Rasio jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan di beberapa ruas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah mencapai 1,3 yang artinya kondisi arus lalu lintas sangat sensitif terhadap gangguan lalu lintas yg bila terdapat gangguan maka berpotensi terjadinya kepadatan.
Penyediaan infrastruktur transportasi di sepanjang koridor jalan tol Jakarta-Cikampek yg saat ini sedang berjalan adalah:
1. Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated)
GM Cabang Jakarta-Cikampek R Kristianto menjelaskan, konsesi dari proyek ini dipegang oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT. JJC) yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Proyek jalan tol ini merupakan solusi dari masalah tingkat kepadatan jalan tol Jakarta-Cikampek yang kian tinggi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan layanan lalu lintas yang semakin padat akibat adanya pertumbuhan lalu lintas di Koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Proyek ini akan berdiri (elevated) di atas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting sepanjang 36,4 km dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Simpang Susun Karawang Barat," jelas dia, Kamis (4/5/2017).Â
Pembangunan proyek tersebut sudah dimulai sejak Maret 2017 dan diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu dua tahun mendatang.
LRT
2. Proyek LRT Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur
Selain Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), guna memenuhi kebutuhan transportasi massal, saat ini dalam waktu yang bersamaan juga tengah berlangsung pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, sebuah moda transportasi berbasis rel yang pembangunan prasarananya dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Tahap pertama, pembangunan LRT Jabodebek meliputi tiga lintas layanan yakni, Cibubur-Cawang sepanjang 14,5 km, Bekasi Timur-Cawang 18,5 km, dan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 10,5 km. Saat ini, progres pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 15 persendan ditargetkan selesai tahun 2019.
LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan moda transportasi massal seperti KRL, Trans-Jakarta, MRT dan moda lainnya. Stasiun-stasiun LRT juga akan terintegrasi dengan apartemen, pusat belanja dan fasilitas publik lain yang mendukung konsep hunian terintegrasi.
"Kehadiran LRT Jabodebek akan memberikan kenyamanan mobilitas peduduk Jakarta dan sekitarnya, menuju pelayanan transportasi massal yang lebih baik," jelas GM Departemen LRT PT Adhi Karya Agus Karianto.
Kereta cepat
3. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), akan segera dibangun di sisi kanan kiri ruas utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Rute yang membentang dari Halim menuju Tegalluar sepanjang 142,3 km.
"Proyek angkutan massal yang rencana konstruksinya selesai di akhir tahun 2019 akan berkontribusi signifikan dalam memindahkan kepadatan arus pergerakan orang dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya," tutur Senior Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China Febrianto.
Di samping itu kehadiran kereta cepat Jakarta Bandung ini diyakini akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sepanjang koridor yang dilaluinya sebagai dampak pengembangan kawasan di wilayah Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Pembangunan ketiga proyek tersebut yang dilakukan bersamaan tentunya sedikit banyak membawa dampak pada kelancaran arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta Cikampek.
Jasa Marga selaku pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek bersama-sama dengan Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), melakukan koordinasi dan sinkronisasi atas pelaksanaan ketiga proyek tersebut.
Untuk membantu meminimalisir dampak kepadatan lalu lintas akibat kegiatan konstruksi tersebut, maka pelaksanaan proyek-proyek tersebut dibantu Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan, mengkomunikasikan kegiatan yg berisiko mengganggu lalu lintas seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
Pelayanan
Untuk mempertahankan standar pelayanan minimal jalan tol dan layanan kepada pengguna jalan, Jasa Marga juga melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Melakukan observasi layanan wilayah jalan tol melalui 8 unit kendaraan Layanan Jalan Tol
- Menyediakan layanan derek gratis bagi kendaraan yang mengalami gangguan di jalan tol
- Berkoordinasi dengan Polisi Jalan Raya (PJR) untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas sebagai dampak gangguan lalu lintas, khususnya untuk rekayasa lalulintas di Simpang Susun Cikunir
- Pembatasan jam kerja/waktu pelaksanaan konstruksi terutama untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, terutama ketika libur panjang dan Lebaran H-20 diharapkan tidak ada pekerjaan proyek
- Sinergi dengan ketiga proyek untuk mendukung pengoperasian jalan tol Jakarta-Cikampek melalui penyediaan petugas, kendaraan operasional, dan perbantuan alat berat untuk kondisi darurat
- Mengantisipasi longsor/banjir pada area jalan tol dengan melakukan proteksi dibeberapa titik rawan longsor dan bekerjasama dengan tim penanganan banjir proyek LRT dan Japek Elevated.
Meski demikian, kepadatan masih dapat terjadi di tengah tingginya intensitas pekerjaan ketiga proyek tersebut. Untuk itu Jasa Marga meminta maaf atas kepadatan yang terjadi selama proses pembangunan dan akan memaksimalkan pelayanan bagi pengguna jalan yang membutuhkan. (Yas/Gdn)