Sukses

Permintaan Emas Dunia Susut 18 Persen di Kuartal I 2017

China, pasar terbesar dunia untuk emas dilaporkan menahan pembelian cadangan emasnya sejak Oktober.

Liputan6.com, New York World Gold Council (WGC) melaporkan permintaan emas dunia mencapai 1.034 ton, turun 18 persen pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama di 2016.

Melansir laman CNBC, Jumat (4/5/2017), penurunan permintaan dari bank sentral dan perlambatan arus dana masuk yang diperdagangkan di bursa (ETF) menjadi penyebab menurunnya permintaan emas dunia.

Adapun permintaan emas dari bank sentral dilaporkan hanya sebesar 76 ton dalam kurun tiga bulan pertama di tahun ini. Angka ini turun lebih dari 25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan secara kuartal ini merupakan tingkat terendah sejak 2011.

China, pasar terbesar dunia untuk emas, dilaporkan menahan pembelian cadangan emasnya sejak Oktober. Untuk pertama kalinya Beijing melakukan hal ini sejak merilis data kuartal pada 2015.

Kepala Market Intelligence WGC Alistair Hewitt mengatakan, kepemilikan cadangan emas yang relatif tinggi di China menjelaskan alasan berkurangnya pembelian dari negara ini.

"Emas China (cadangan) tetap nyaman di atas 2 persen, bahkan mencapai 2,4 persen karena kenaikan harga emas selama kuartal I. Ini adalah yang tertinggi sejak awal 2000-an dan mungkin bisa menjelaskan alasan berkurangnya pembelian emas dalam beberapa bulan terakhir," ucap peneliti WGC dalam laporannya.

Harga emas turun ke level terendah dalam enam pekan pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Rencana kenaikan suku bunga AS dan meredanya ketidakpastian di Eropa menjadi penekan harga emas.

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,8 persen ke angka US$ 1.227,94 per ounce setelah sebelumnya sempat menyentuh level US$ 1.225,20 per ounce. Ini merupakan level terendah sejak 17 Maret.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap turun 1,6 persen di US$ 1.228,60 per ounce. "Kenaikan imbal hasil surat utang AS mendorong penguatan dolar AS, sehingga menjadi tekanan bagi harga emas," ujar analis ABN Amro, Georgette Boele.

 

Â