Sukses

Ketidakpastian Mereda, Harga Emas Tertekan

Harga emas berjangka AS turun 1,6 persen di US$ 1.228,60 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun ke level terendah dalam enam pekan pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Rencana kenaikan suku bunga AS dan meredanya ketidakpastian di Eropa menjadi penekan harga emas.

Mengutip Reuters, Jumat (5/5/2017), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen ke angka US$ 1.227,94 per ounce, setelah sebelumnya sempat menyentuh level US$ 1.225,20 per ounce. yang merupakan level terendah sejak 17 Maret.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap turun 1,6 persen di US$ 1.228,60 per ounce.

"kenaikan imbal hasil surat utang AS mendorong penguatan dolar AS sehingga menjadi tekanan bagi harga emas," jelas analis ABN Amro, Georgette Boele.

Selain itu, optimisme hasil pemilihan umum Presiden Prancis juga memberikan ketenangan kepada investor. Pemilu putaran pertama menyaring 11 kandidat capres menjadi dua kandidat dengan suara tertinggi.

Hasilnya, dua suara tertinggi diraih oleh Emmanuel Macron, politikus independen berideologi sentris dan Marine Le Pen, politikus kanan ekstrem pemimpin Front National.

Dengan 96 persen suara telah terhitung, Macron memimpin suara dengan angka 23,7 persen. Sementara Le Pen mencapai 21,8 persen.

"Dengan hasil tersebut, investor yang dalam beberapa saat terakhir mengantongi aset investasi safe haven seperti emas dan yen Jepang kembali melepasnya," lanjut Georgette Boele.

Pelemahan harga emas juga karena keputusan Bank Sentral AS untuk tetap menjaga kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan sesuai dengan rencana awal.

Suku bunga acuan yang tinggi mendorong kenaikan imbal hasil surat utang yang memberikan dampak negatif kepada emas. Alasannya logam mulia harus bersaing dengan aset-aset keuangan tersebut.Â