Sukses

Terlalu Tergantung ke Tambang, 3 Daerah Ini Harus Waspada

Ada tiga provinsi yang harus waspada karena memiliki ketergantungan tinggi terhadap pertambangan dari kedua perusahaan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,01 persen di kuartal I-2017.

Sayangnya masih ada beberapa provinsi yang tidak mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi karena ketergantungannya terhadap aktivitas pertambangan, yakni dari PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT).

Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi 5,01 persen di kuartal I-2017, kontribusi terbesar disumbang Jawa dengan porsi 58,49 persen.

Kemudian disusul Sumatera dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 21,95 persen, Kalimantan 8,33 persen, Sulawesi 5,94 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,03 persen, serta Maluku dan Papua 2,26 persen.

"Pulau Sulawesi tercatat mengecap pertumbuhan ekonomi tertinggi di kuartal I sebesar 6,87 persen. Peringkat kedua Pulau Jawa dengan pertumbuhan ekonomi 5,66 persen, Kalimantan 4,92 persen, Maluku dan Papua 4,16 persen, Sumatera 4,05 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara 2,36 persen," jelas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Pertumbuhan ekonomi paling kecil terjadi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,36 persen. Bali mencatatkan pertumbuhan 5,75 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 4,98 persen, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan pertumbuhan negatif 4,18 persen.

"NTB itu perekonomiannya sangat tergantung pada tambang, yakni tambang PT Amman atau Newmont. Jadi kita lihat terjadi pengaruh ke sektor pertambangan hingga NTB terkontraksi tumbuh negatif karena penurunan produksi Freeport dan Amman," dia menerangkan.

Menurut Kecuk, ada tiga provinsi yang harus waspada karena memiliki ketergantungan tinggi terhadap pertambangan dari kedua perusahaan itu. Ketiga daerah itu, antara lain Papua, NTB, dan Kalimantan Timur (Kaltim).  

"Jadi ada tiga provinsi yang harus hati-hati karena ketergantungannya terhadap tambang sangat besar, yakni Papua, NTB, dan Kalimantan Timur," papar dia.

Ke depan, Kecuk berharap, daerah-daerah di Indonesia dapat melakukan diversifikasi bisnis. Sebab ekonomi Indonesia ke depan adalah soal ekonomi kreatif, pariwisata, dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam dan berkelanjutan.

Sementara itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowat‎i mengaku, Freeport mengeluhkan bahwa penurunan produksi tembaga dan emas di tambang Grasberg, Papua sangat signifikan, yakni sampai 60 persen.

"Ekonomi Papua, NTB sangat tergantung dengan dua perusahaan tambang itu. Karena kalau produksi mereka turun, banyak sekali pengaruhnya untuk ekonomi di provinsi tersebut‎," tandas dia.