Sukses

Bank Mandiri Akan Terbitkan Obligasi Tanpa Kupon

obligasi berkelanjutan I tahap II Bank Mandiri akan diterbitkan dalam dua jenis instrumen yaitu Coupon Bond dan Zero Coupon Bond.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk berinisiatif menerbitkan obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) I Tahap II 2017. Inisiatif ini menjadikan Mandiri sebagai bank pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi tanpa kupon.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, penerbitan obligasi ini juga dimaksudkan untuk memperkuat struktur pendanaan bank dan ekspansi kredit perusahaan, khususnya dalam mendukung ketersediaan infrastruktur nasional.

Tahun lalu, Bank Mandiri telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 5 triliun melalui Penawaran umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I. “Hasil dari penerbitan obligasi ini akan memberikan ruang ekspansi yang semakin besar bagi perseroan,” kata Rohan seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (7/5/2017).

Paparan publik atas rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I ini akan dilakukan Bank Mandiri pada Senin, 8 Mei 2017 di Jakarta. Dalam penerbitan ini, perseroan telah menunjuk lima perusahaan penjamin emisi, yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas dan Danareksa Sekuritas.

Dijelaskannya, obligasi berkelanjutan I tahap II ini akan diterbitkan dalam dua jenis instrumen yaitu Coupon Bond dan Zero Coupon Bond.

Untuk Zero Coupon Bond, akan diterbitkan dengan tenor 3 tahun, sementara, Coupon Bond Seri A akan memiliki tenor 5 tahun, Seri B memiliki tenor 7 tahun dan seri C bertenor 10 tahun.

Rencananya, penawaran awal obligasi berkelanjutan I tahap II ini akan dimulai pada 5 - 22 Mei 2017, dengan Penawaran Umum diperkirakan pada 9 - 12 Juni 2017.

Untuk diketahui, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,1 triliun pada kuartal I 2017. Laba tersebut naik 6,9 persen dibanding kuartal sama tahun sebelumnya yakni Rp 3,8 triliun.

Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit sebanyak 14,2 persen. Kredit perseroan tumbuh dari kuartal I 2016 Rp 574,7 triliun menjadi Rp 656,2 triliun pada kuartal I 2017.

"Melalui penguatan fungsi intermediasi ini, Bank Mandiri ingin mempertegas peranan sebagai agen pembangunan yang ingin berkontribusi maksimal dalam merealisasikan program-program strategis pemerintah," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.

Dana pihak ketiga (DPK) perseroan tumbuh dari Rp 655,1 triliun menjadi Rp 731,1 triliun. Secara persentase kenaikan DPK sebesar 11,6 persen.

Perseroan mampu menghimpun tabungan sebesar Rp 287,5 triliun pada kuartal I 2017. Kemudian, giro sebesar Rp 178,1 triliun. Total dana murah yang dihimpun mencapai Rp 465,6 triliun. (Gdn/Ndw)