Liputan6.com, Surabaya - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, menekankan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama lapisan menengah ke bawah.
"Sesuai arahan Presiden RI, dana APBN harus digunakan untuk membangun sesuatu yang memang dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya pembangunan jaringan gas. Pembangunan dalam bentuk apapun diarahkan kepada pemerataan yang luar biasa. Prioritas-nya bagi rumah sederhana, rusun sederhana, dan daerah-daerah yang jauh lebih membutuhkan penghematan," kata Jonan saat meresmikan pengaliran gas bumi untuk rumah tangga di Rusun Penjaringan Sari, Kota Surabaya, Jawa Timur, seperti ditulis Senin (8/5/2017).
Penyediaan jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di Surabaya diperuntukkan bagi 24.000 Sambungan Rumah (SR) melalui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2016 senilai Rp 221,9 miliar. Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang dibangun tahun 2009 sebanyak 2.900 SR.
Advertisement
"Surabaya merupakan salah satu kota yang menjadi percontohan pembangunan gas untuk rumah tangga nasional karena ketersediaan sumber gas di sekitar Jawa Timur, jaringan pipa gas yang cukup bagus dan dukungan Pemerintah Daerah yang sangat besar," ujar Jonan.
Baca Juga
Kementerian ESDM menugaskan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) untuk melakukan pembangunan dan pengoperasian 24.000 SR jaringan gas di Surabaya. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No 4823.K/12/MEM/2015.
Sekadar diketahui untuk pasokan gas untuk jargas Kota Surabaya ini berasal dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore dengan alokasi sebesar 0,6 mmscfd.
Total panjang pipa yang dibangun untuk mengalirkan gas ke 24.000 SR tersebut mencapai lebih dari 196 kilometer (km) mencakup Surabaya bagian Timur, Tengah dan Selatan.
Pembangunan jargas di Surabaya Timur sebanyak 7.578 SR meliputi Kelurahan Wonorejo, Penjaringan Asri, Kedung Baruk, Kedung Asem dan Medokan Ayu.
Wilayah Surabaya Tengah sebanyak 7.800 SR meliputi Kelurahan Tegal Sari, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Kupang Krajan, Putat Jaya, Pasar Kembang dan Dr. Soetomo.
Wilayah Surabaya Selatan sebanyak 8.637 SR meliputi Kelurahan Airlangga, Barata Jaya, Kertajaya, Pucang Sewu, Ngagel dan Taman Ngagel Rejo.
Pemanfaatan jargas akan menghemat pengeluaran rumah tangga dibandingkan tabung LPG 3 kg. Masyarakat dapat menghemat hingga 36 persen dibandingkan penggunaan LPG 3 kg. Rata-rata, tiap rumah tangga hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp 36 ribu per bulan jika menggunakan gas bumi.
Sedangkan apabila menggunakan LPG 3 kg, diperlukan biaya Rp 52 - 57 ribu per bulan. Selain itu, program jargas juga akan menghemat subsidi LPG 3 kg dalam APBN.
"Ini sama juga dengan upaya penghematan nasional atas subsidi kira-kira Rp 1,5 miliar per bulan atau Rp 18 miliar per tahun," ujar Jonan.
Keberadaan jargas mampu mempermudah para ibu rumah tangga dalam menjalankan kebutuhan berumah tangga.
"Jadi ibu-ibu tidak perlu khawatir mau masak jam berapapun, karena gasnya nggak akan habis, 24 jam mengalir. Harganya pun jauh lebih hemat kira-kira Rp14.000 sampai Rp15.000 per bulan," kata Jonan.
Selain di Surabaya, jargas yang dibangun Pemerintah melalui penugasan ke PGN dan siap digunakan masyarakat juga ada di beberapa daerah lainnya, seperti Batam dan Tarakan. Total 49.000 SR jargas dibangun PGN tahun 2016.
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Jobi Triananda Hasjim menambahkan, PGN tahun ini kembali mendapatkan penugasan dari Pemerintah untuk membangun jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 26.000 SR.
Ini berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen) No 8086 K/12/MEM/2016. Lokasinya tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung, DKI Jakarta dan Kota Mojokerto.
"PGN Siap untuk melaksanakan penugasan dari Pemerintah dalam pengembangan infrastruktur gas bumi salah satunya jaringan gas rumah tangga," tutur Jobi.
Jobi menambahkan selain penugasan dari pemerintah, PGN juga berkomitmen untuk terus memperluas jaringan infrastruktur gas serta meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi ke berbagai daerah, tanpa membebani APBN.
"Saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi di 10 kota di 12 propinsi melalui infrastruktur yang terdiri dari 7.278 km, 2 unit FSRU serta 10 stasiun CNG/SPBG," ujar Jobi.
Pembangunan jargas dengan dana APBN telah dilakukan Pemerintah sejak tahun 2009 dan hingga 2016, telah terbangun 185.991 SR di 14 provinsi di 26 kabupaten/kota.
Pembangunan jaringan gas bumi merupakan bagian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–2019 karena dapat memenuhi kebutuhan energi yang bersih, murah, ramah lingkungan dan efisien. (Dhimas Prasaja)
Â