Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk menjadi perusahaan BUMN yang tengah fokus pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) di wilayah Jabodebek. LRTÂ menjadi satu moda transportasi berbasis rel yang baru dikembangkan di Indonesia selain Mass Rapid Transit (MRT).
Berbeda dengan pengerjaan MRTÂ yang berkerja sama dengan Jepang, LRT ini murni dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri. Meski begitu, kualitas dan kecepatan kerja Adhi Karya diklaim bisa diandalkan.
Kepala Divisi Konstruksi LRT Adhi Karya, Imannudin Satia, menyampaikan, bahkan teknologi yang digunakan Adhi Karya membangun LRT Jabodebek kali ini akan menjadikan proyek ini menjadi proyek dengan pengerjaan paling cepat dan efisien.
Advertisement
"Dengan teknologi u-shape yang kita pakai, dari segi waktu ini masih akan yang tercepat di dunia. Kalau ini selesai di awal 2019," kata Imannudin dalam keterangannya, Selasa (9/5/2017).
U-shape merupakan teknologi konstruksi yang diadopsi Adhi Karya dari Prancis. Namun model ini diakuinya memberikan keuntungan dari perusahaan, baik keuntungan dari segi biaya hingga waktu konstruksinya.
Baca Juga
Teknologi u-shape girder dianggap lebih cocok diterapkan di Indonesia mengingat keterbatasan lokasi pada lintasan LRT. Pasalnya teknologi tersebut mampu menyesuaikan lebar beton penopang lintasan lebih kecil dari seharusnya.
Beton penopang yang seharusnya memiliki ketebalan 1,7 meter (m) , dengan teknologi asal Prancis tersebut bisa disederhanakan menjadi hanya sekitar 24 sentimeter (cm).
Karena kemampuan yang dimiliki Adhi Karya ini, Malaysia mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Adhi Karya dalam pembangunan LRT di negara tetangga itu. Kebetulan, saat ini Pemerintah Malaysia tengah mempersiapkan pembangunan LRT fase 3 di negaranya.‎‎
Chairman of Suruhan Jaya Pengangkutan Awam Darat (SPAD) Malaysia Syed Hamid mengatakan, dengan pengalaman yang dimiliki Indonesia dalam penerapan teknologi U-Shape Girder lebih dulu, Adhi Karya memiliki peluang besar menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Prasarana Malaysia Berhad, untuk pembangunan LRT selanjutnya di negeri jiran.
"Saya kira ke depan akan ada hubungan kerja sama dengan Indonesia untuk kerja sama yang saling menguntungkan. Karena kita sama-sama BUMN, akan menjadi sebuah sinergi yang bagus nantinya. Kami akan terus meningkatkan kerja sama ini," ucap Syed Hamid.
Pihaknya juga membuka peluang pada Adhi Karya untuk mulai mencoba berinvestasi di Malaysia. Oleh karena itu, kerja sama kedua BUMN tersebut dinilainya perlu terus diperkuat.‎ (Yas/Gdn)