Liputan6.com, Jakarta ‎Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong memastikan kucuran dana pinjaman dari pihak China untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan cair dalam waktu dekat. Pencairan ini akan dilakukan di Beijing, China.
Thomas mengakui, hingga saat ini memang proses financial closing dari proyek senilai US$ 5,9 miliar belum terjadi. Namun dirinya memastikan dalam waktu dekat proses ini akan dilakukan sehingga dana tersebut bisa segera dicairkan.
Baca Juga
"Proses financial closing belum. Tapi dalam waktu dekat akan ada (financial closing) di Beijing," ujar di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (10/5/2017).
Advertisement
Menurut dia, kucuran dana untuk kereta cepat ini merupakan bagian dari program One Belt One Road (OBOR) China. Untuk tahap awal, besaran dana yang dikucurkan sekitar US$ 1 miliar.
"Investasi ini (OBOR), terdiri dari kucuran dana bagi kereta cepat Jakarta-Bandung sekitar US$ 1 miliar," kata dia.
Thomas berharap dana tersebut bisa secara cair agar pembangunan proyek kereta cepat ini tidak lagi terhambat. Pemerintah juga tengah menyelesaikan semua persyaratan agar dana tersebut bisa segera cair.
‎Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan pemerintah tengah memfinalisasi draft persyaratan pencairan pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan kerja sama dengan pemerintah China, di mana pemerintah China memfasilitasi pinjaman melalui China Development Bank.
"Dengan CDB target kita tanggal 15 Mei 2017 akan ada penandatanganan dengan begitu pencairan bisa segera dimulai," tegas Rini di Bogor.
Untuk tahap awal, Rini menjelaskan pencairan pinjaman dari CDB akan sebesar US$ 1 miliar dari total investasi proyek mencapai US$ 5,9 miliar.
Rini memastikan nilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung membengkak dari sebelumnya US$ 5,5 miliar menjadi US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 78,6 triliun (kurs 13.329 per dolar AS).
"Kami sudah finalisasi, jadi ada kenaikan sedikit dalam hal nilai proyeknya, karena ada perubahan trase. Kenaikannya menjadi US$ 5,9 miliar," kata dia.
Â