Liputan6.com, Jakarta Harga minyak menetap di level tertinggi kedua pada bulan ini setelah naik pada perdagangan Kamis (11/5/2017).
Penopangnya, pasar didorong oleh penurunan persediaan minyak di Amerika Serikat yang lebih besar dari yang dibayangkan.
Baca Juga
Namun, kekhawatiran berlanjut bahwa kenaikan produksi di Amerika Serikat nantinya akan mengimbangi upaya OPEC untuk mengurangi produksi demi pasar yang seimbang.
Advertisement
Sementara itu, harga gas alam berada di level tertingginya sejak Januari setelah Departemen Energi AS melaporkan ada kenaikan pasokan domestik yang lebih rendah dari yang dibayangkan.
Harga minyak Amerika Serikat, West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni naik 50 sen atau 1,1 persen untuk menetap di level US$ 47,83 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Itu merupakan harga tertinggi sejak 1 Mei lalu, menurut FactSet Data.
Sementara harga minyak acuan dunia, Brent di bursa London ICE Future Exchange naik 55 sen atau 1,1 persen untuk berada di level US$ 50,77 per barel.
Harga minyak naik lebih ari 3 persen pada Rabu kemarin setelah data dari Energy Information Administration menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5,2 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Mei kemarin.