Liputan6.com, Jakarta - Pengoperasian tol Akses Tanjung Priok secara gratis kemungkinan bakal diperpanjang. Sebab, pengenaan tarif pada akses tol tersebut masih harus menunggu terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, awalnya pengoperasian akses tol tersebut secara gratis hanya berlaku selama 1 bulan sejak resmi dibuka pada 16 April 2017 lalu.
Namun Perpres terkait penunjukan Hutama Karya (HK) sebagai operator tol belum terbit, sehingga SK Menteri PUPR juga belum bisa dikeluarkan, maka akses tol yang langsung terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Priok tersebut belum bisa dikenakan tarif.
Advertisement
‎"Akses Tanjung Priok direncanakan 1 bulan digratiskan. Besok sudah siap (Perpres sudah terbit) bisa (dikenakan tarif). Kalau lebih 1 bulan juga bisa," ujar dia di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Menurut dia, saat ini draft Perpres tersebut telah selesai diharmonisasi dan dibahas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. ‎Ini artinya Perpres tersebut tinggal menunggu masuk ke Sekretaris Negara untuk selanjutnya ditandatangani oleh Presiden.
Baca Juga
‎"Harmonisasinya sudah, di Menko juga sudah, tinggal meluncur ke Sesneg. Ini tinggal ditandatangani saja. (Konsesi pengelolaan oleh HK) Itu 40 tahun‎. Hasilnya bisa bangun untuk (jalan tol) di Sumatera. Jadi pelayanan publik di pelabuhan dapat Sumatera juga bisa. Bisa tumbuh bareng-bareng," kata dia.
Herry berharap Perpres tersebut bisa segera diterbitkan sehingga ada kepastian soal pengelolaan tol akses ini. Dengan demikian, pengoperasiannya pun bisa dilakukan secara maksimal.
"Kita sih maunya cepat.‎ Harapannya kan sudah ada kepastian badan usahanya, Prepes selesai baru ditentukan tarifnya. Ya, gratisnya akan diperpanjang sampai SK penetapan tarifnya keluar," tandas dia.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, pembangunan jalan tol akses Tanjung Priok yang dimulai sejak 2009 itu tidak mudah. Banyak kendala yang dihadapi, mulai dari pembebasan lahan hingga struktur bangunan.
"Selain pembebasan lahan, ada masalah ke dua, soal struktur, ada 69 tiang keliru dan diganti. Makanya mundur 5 sampai 6 tahun," kata Jokowi di Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (15/4/2017).
Jokowi menuturkan, jalan tol ini akan dilewati sekitar 3.600 kontainer setiap hari. Dengan begitu mampu menurunkan biaya logistik di Indonesia, terutama yang melalui pelabuhan ini.
‎"Begitu di sini tidak lancar semua akan jadi lambat. Segera bisa dioperasikan ke akses tol Tanjung Priok ini, sehingga kecepatan kapal konter masuk dan keluar bisa dilayani dengan baik," ujar dia.
Dengan dioperasikannya jalan tol sepanjang 11,40 km ini, akan meningkatkan kapasitas jalan metropolitan Jakarta dan semakin memperkuat konektivitas dalam mengembangkan potensi ekonomi Indonesia. (Dny/Gdn)