Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis dengan capaian layak investasi (investment grade) dari Standard & Poor's (S&P) akan mendorong investasi domestik maupun asing berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Dengan peningkatan investasi akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini dan ke depan.
"Ekonomi kita diperkirakan tumbuh 5,1 persen di 2017, tapi di 2018 meningkat 5,4-5,6 persen. Jadi kita butuh investasi dari dalam dan luar negeri," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers di kantor pusat Ditjen Pajak, Jumat (19/5/2017).
Dia meyakini, dengan capaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan peringkat layak investasi dari S&P, akan berdampak positif terhadap persepsi investasi di Indonesia.
"LKPP WTP dan rating bagus dari S&P dapat memicu keputusan investasi dari investor dalam negeri melalui pasar modal, pendanaan, perbankan, atau pendanaan korporasi sendiri. Akan ada keyakinan positif sehingga perusahaan meningkatkan investasi di sini," jelas Sri Mulyani.
Sementara untuk menarik investasi asing, selain bekal LKPP WTP dan rating layak investasi, diakui Sri Mulyani, pemerintah akan terus memperbaiki peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia atau Ease of Doing Business/EoDB).
"Diharapkan dengan begitu, arus modal dari luar negeri untuk investasi dan menciptakan lapangan kerja semakin meningkat. Kita akan terus melakukan upaya terbaik," papar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Borong Surat Utang RI
Kenaikan peringkat layak investasi dari S&P, melengkapi rating serupa yang sudah diterbitkan dua lembaga pemeringkat global sebelumnya, Fitch dan Moody's.
Prestasi tersebut, diakui Sri Mulyani akan mampu menyedot minat investasi dari lembaga investasi dunia untuk membeli surat utang pemerintah maupun korporasi di Indonesia.
"Kita berharap akan ada tambahan minat terhadap surat berharga Indonesia, termasuk Samurai Bond (yang akan diterbitkan). Dan pasti akan memberi dampak positif terhadap yield yang akan tercapai," tukas Sri Mulyani.
Baca Juga
Advertisement