Sukses

Kementerian ESDM Temukan Potensi Migas di Bali Utara

Pertama kalinya penelitian potensi migas menggunakan kapal yang dilengkapi peralatan lengkap selain seismik 2D

Liputan6.com, Jakarta Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan potensi gas biogenik di Cekungan Bali Utara. Temuan tersebut merupakan hasil survei  Kapal Riset Geomarin III.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Sujatmiko‎ mengatakan, hasil penelitian potensi gas biogenik dari  survei yang berlangsung 26 April hingga 18 Mei 2017 ini, menunjukkan adanya tempat terakumulasinya migas yang potensial sebagai target analisis lanjut untuk diusulkan sebagai kandidat Wilayah Kerja migas di masa mendatang.

"Besarnya potensi gas biogenik di Indonesia menjadi target penelitian P3GL berikutnya, sehingga selain menambah lokasi WK migas, juga akan menambah sumber daya gas di Indonesia," kata Sujatmiko, dalam situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Menurut Sujatmiko, untuk pertama kalinya penelitian potensi migas menggunakan kapal yang dilengkapi peralatan lengkap selain seismik 2D, yaitu gravity meter, geomagnete dan echosounder multibeam.

Alat tersebut untuk menentukan model dan dimensi cekungan migas, sehingga akan menambah pemahaman tentang sistem petroleum (petroleum system) yang merupakan konsep penting dalam bidang migas.

"Saat ini belum ada kapal riset di Indonesia, yang dilengkapi peralatan sejenis dan peralatan pendukung lainnya," dia menjelaskan.

‎Selain Bali Utara, ada sepuluh cekungan lainnya yang direkomendasikan untuk diteliti P3GL. Kesepuluhnya yaitu Cekungan Sibolga, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Utara Jawa Barat, Utara Jawa Timur, Barito, Kutai, Tarakan, Sengkang dan Waipoga. Tujuh cekungan terbukti mengandung gas biogenik dan tiga cekungan di area cekungan frontier.

Gas biogenik bukan target utama dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. Kebanyakan ditemukan tidak sengaja saat pencarian target gas dan minyak konvensional (termogenik). Kedalamannya antara 500 - 1.000 meter sehingga biaya eksplorasi, pengeboran dan produksi relatif murah.

Sekitar 20 sampai 30 persen cadangan gas dunia adalah gas biogenik dan baru ditemukan 4 trillion cubic feet (TCF) dan sebagian diproduksi di Indonesia. Baru 3,8 persen dari total 104 TCF gas cadangan Indonesia yang ditemukan sebagai gas biogenik dan masih banyak yang belum ditemukan di Indonesia.

Salah satu pemanfaatan gas biogenik di Indonesia di Lapangan Gas Kepodang, BIok Muriah (Cekungan Pati), sekitar 70 km di utara lepas pantai Rembang. Lapangan seluas wiIayah 2.778 km2 ini menghasilkan gas 354 MMSCFD.

Gas tersebut dialirkan melalui pipa sejauh 207 km untuk memenuhi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang. Total kapasitas pembangkit Tambak Lorok sebesar 1.000 MW, dan lapangan gas Kepodang akan menyumbangkan listrik 600 MW.

Potensi gas biogenik dan beberapa sumur telah berproduksi di Cekungan Utara Jawa Timur, berbatasan dengan Cekungan Bali di perairan Bali Utara. Sumur bor Terang-1 terdapat indikasi potensi gas biogenik pada Formasi Mundu dengan kisaran kedalaman 600 sampai 700 meter di bawah permukaan dasar laut dan penyebarannya sampai ke bagian tenggara Pulau Kangean.

‎Kapal riset Goemarin III juga sedang melakukan  survei potensi energi panas laut (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC), di perairan Bali utara yang laut dalamnya cukup dekat pantai.

OTEC merupakan bagian dari energi baru terbarukan yang bersumber dari perbedaan temperatur air laut yang mudah ditemukan pada perairan laut tropis.

Potensi OTEC di Indonesia merupakan terbesar di dunia, tersebar di pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara dan Bali. P3GL telah mengkaji dan meneliti potensi OTEC pada 17 lokasi sebesar 41 Giga Watt (GW). Untuk itu, P3GL telah merancang langkah strategis dalam riset OTEC, terutama menentukan lokasi prospek seluruh Indonesia sebagai dasar investasi OTEC.