Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus melakukan berbagai persiapan untuk menjadi tuan rumah acara IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali yang akan berlangsung pada 2018. Salah satu persiapan yang menjadi prioritas adalah menyelesaikan masalah sampah di Pulau Dewata tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, sampah di Bali menjadi masalah yang sangat serius karena jumlahnya mencapai 32 hektare dan tingginya hingga 40 meter.
Tentu saja, jika sampah yang menggunung tersebut tidak mampu terselesaikan maka akan membuat citra buruk bagi Bali dan Indonesia. Asal tahu saja, dalam IMF-World Bank Annual Meeting tersebut akan hingga 15 ribu peserta dari berbagai negara.
Advertisement
"Kami sedang siapkan detail penanganan sampah yang mencapai 32 hektare dan tingginya 40 meter itu," kata Luhut, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Untuk mengatasi masalah sampah saat ini sedang dilakukan tender pembangunan fasilitas pengolahan sampah. Rencananya, dua bulan mendatang tender tersebut selesai.
Baca Juga
Luhut yang juga menjadi penanggungjawab penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 melanjutkan, selain sampah persiapan lain adalah ketersediaan pasokan listrik dan hotel tempat menginap para peserta tersebut.
Untuk menghibur para delegasi, Kementerian Koordinator Bidang Kematiriman telah menyiapkan lima tujuan wisata di luar Bali yaitu Danau Toba, Borobudur dan Karimun Jawa, Labuan‎ Bajo dan Tanah Toraja.
Luhut mengakui, akan ada pengeluaran biaya tambahan atas penyelenggaraan forum internasional tersebut, namun dampaknya sangat baik untuk perekonomian daerah. "Ekstra kan bicara infrastruktur juga. Tapi saya rasa tidak masalah" tutup Luhut.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin nasution menjelaskan, acara pertemuan tahunan IMF-World Bank tahun depan akan menelan anggaran sekitar Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2017-2018 yang ada di pos Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan.
"Seluruhnya (anggaran) mungkin sekitar Rp 1 triliun. Itu (dana) sudah mulai dari sekarang, ada yang dari Kementerian PUPR, Pariwisata, Perhubungan," dia menjelaskan.
Darmin mengaku, anggaran sekitar Rp 1 triliun itu digunakan untuk persiapan acara IMF-World Bank, termasuk membangun infrastruktur di Bali. Sebagai contoh membangun underpass atau terowongan Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali.
"Itu (Rp 1 triliun) paling banyak buat bangun underpass, jalan, supaya lalu lintas tidak macet. Kalau hotel bukan tanggungan pemerintah, dibayar mereka (peserta) sendiri, yang datang kan Gubernur Bank Sentral, Menkeu, orang-orang IMF, mereka kan punya duit, orang-orang kaya yang datang," papar dia. (Pew/Gdn)