Sukses

AS Berencana Jual Cadangan, Kenaikan Harga Minyak Tertahan

Untuk mendorong harga minyak, OPEC dan beberapa negara non OPEC telah mengurangi produksi sekitar 1,8 juta barel per hari.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak menguat pada penutupan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Namun penguatan harga minyak ini tertahan rencana dari Amerika Serikat (AS) untuk menjual separuh cadangan yang mereka miliki.

Mengutip Reuters, Rabu (24/5/2017), harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan internasional naik 38 sen menjadi US$ 54,15 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik 34 sen menjadi US$ 51,47 per barel.

Pada Kamis besok negara-negara yang tergabung dalam organisasi pengekspor minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan mengatakan pertemuan di Wina, Austria untuk membahas mengenai rencana perpanjangan pemotongan produksi untuk mengurangi pasokan minyak mentah di dunia.

OPEC dan beberapa negara di luar OPEC seperti Rusia telah mengurangi produksi sekitar 1,8 juta barel per hari para paruh pertama 2017.

Pemimpin de fakto OPEC yaitu Arab Saudi mendukung perpanjangan pemotongan produksi selama sembilan bulan dengan harapan akan semakin besar mendorong penurunan pasokan minyak di dunia sehingga bisa mempertahankan harga minyak pada kisaran US$ 50 per barel.

Pada Selasa kemarin, delegasi dari Kuwait, Aljazair, Ekuador dan Meksiko menyatakan dukungannya untuk memperpanjang langkah pemangkasan produksi tersebut. Menteri perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq menyatakan bahwa mereka sepakat untuk menempuh segala cara untuk mencapai keseimbangan harga minyak yang baru.

"Ini terus menjadi momentum untuk mendorong kenaikan harga minyak," jelas analis energi CHS Hedging Tony Headrick.

Namun penguatan harga minyak tersebut sedikit tertahan di awal perdagangan karena adanya rencana dari Gedung Putih untuk menjual setengah dari persediaan minyak mentah di AS.

Dengan begitu, sekitar 688 juta barel akan mengalir ke pasar mulai dari 2018 hingga 2027. Dengan penjualan ini akan menambah anggaran negara hingga US$ 16,5 miliar.

Usulan tersebut saat ini sedang masuk di kongres.Â